Kulihat seorang bapak berceloteh kepada malam tentang himpunan angka di daftar barisan hutang: “engkau adalah tangisan nafkah bagi rembulanku. Ya. Rembulan yang hampir pejam”
Kepada airmata ia berbisik: “malam berwajah murung begitu congkak mengendarai rembulan, entah ke mana. Dan engkau telah merupa bulan-bulan baru di sisi petak-petak tanggunganku.”
Kulihat seorang bapak menutup celotehnya dengan memotong pita doa pada malam airmatanya.
2009