yang rela menerima segala sampah
dan tumpah tanpa membunyikan sebah adalah tabah
kita tak perlu bermuluk-muluk memakai peci
dan baju koko yang baru bilamana yang lama
telah usang karena kita tak pandai merawat
atau mengukur cawat
dahi ini tetap dahi setinggi manusia, ia akan
seperti kesombongan bilamana mendongak
lebih tinggi dan tinggi hingga melupakan
siapa yang menderaskan darah ke segala
tingkah
aku. aku. akulah pohon yang setengah terpangkas
oleh dada penuh bulu brutal yang mengeras.
setengah mati tanpa ada suara ketuk pintu
suara kerendahan...