yang berjejal dan berikat masker. hanya di rute paling hibuk
ia menggantungkan kedua lengan saat berdiri pada sebuah bus
yang berusaha memasukkan hasil pembakaran di dalam tas ransel
dan seluruh agenda halaman buku pencari kerja. di sini kota
tempat teks puisi ditenggelamkan, ujar seseorang. itu tak
lebih bernilai daripada sampah-sampah yang dianggurkan
oleh karena keringat para sopir angkot menandakannya tegar
pada getar klakson yang nyaris tak putus-putusnya; ia
hanya percaya: selain ia mesti menyimpan keringat ibukota
separuh kaum gipsi telah...