“yang tampak telanjang itu, rumahku.”
ya, barangkali kamu benar. kita mesti minum anggur merah lagi
sambil memutar musik keras-keras. ya, memang kita tak perlu
peduli dengan hujan di luar, perhatian kita ada di sini: sesuatu
yang bergerak pelan-pelan dari bibirmu menuju bibirku.
pasanglah headphone, lalu nikmatkanlah dirimu rapat-rapat,
nikmatkanlah. sebuah kaset tak habis-habisnya untuk diputar;
sembari kita tahu, ini minggu yang sibuk:
--aku yang menerjemahkan bibirmu
--kamu yang mengisyaratkan bibirku
“o ya, bukankah kita...