MEMECAH PERSEMBUNYIAN
tak perlu kau sembunyikan dirimu ke rekat
rerumput di sisi-sisi jalan yang coba kau
tirukan bayangannya. kemarilah, duduk
bersama kami karna kami tak sedang melarikan diri
dari bungkuk pinggang atau keringat bibir,
bahkan mempercayai batang singkong yang kami
cabut akan tumbuh kembali dengan umbi paling besar
esok lusa. ladang mengisyaratkan kami gerak tunas
tembakau menyempit menujumu. barangkali, dengan
gendar dan tempe di lidah kami, siang semakin
mengetahui betapa lunaknya persembunyianmu.
atau mungkin kau sedang meniru bayangan keranjang
di samping kami?
2011
JALAN MATA ANGIN TELOMOYO
fajar ini tumbuh-tumbuhan yang memanjang
dari tanah bahasa telanjang nenek moyang
--kita memburu basah di seluruh pucuk daun kol
merekam setapak-setapak yang berdebur
mata angin jauh dekat gunung itu
2011
YANG BERJATUHAN ITU TERKELUPAS DI KAKI
angin bambu-bambu meniadakan kehilangan
ialah kesunyian di sudut mata seorang anak
sepulang sekolah bersama lekuk rerumput
yang menatapinya. lalu segalanya mengeras
menunggu kejatuhannya setelah jejak terkelupas
dari kaki menuju kaki
2011
MEMBEKUKAN API, MENIKAHI ABU
suara kita timbul dari gosokan kedua telapak tangan kita
seperti patahan kayu-kayu itu ke dalam pokok api
sebelum menikahi abu. itulah diri kita yang sangsi
seraya berharap bisa membekukan api, segigil air
bak kamar mandi, kemudian pikiran-pikiran hangat
mencoba berjoget di dalamnya
2011
MENYEMPURNAKAN ANGIN SUNYI
entah dari mana angin ini tiada memanggilmu
dari keramaian bisu bambu ataukah tanah ladang
yang saling ingin digemburkan.
demikian para petani mencerabuti sunyi
sebermula bunyi rerintik keringat cangkulnya--
sesempurna perjalanan panen ketela
2011