David Diop lahir
pada tahun 1927 di Bordeaux, Prancis, orang tuanya berasal dari Senegal dan
Kamerun. Dia menghabiskan bertahun-tahun dalam kesehatan yang buruk dan biasanya
dirawat di rumah sakit, pulang pergi antara Perancis dan Senegal. Selama perjalanan pulang pergi tersebut, pada tanggal 25 Agustus 1960, di usia tiga puluh tiga;
istrinya, Virginie Kamara, dirayakan dalam puisinya "Rama Kam"; dan koleksi puisinya yang kedua ikut
hancur di lepas pantai Dakar dalam kecelakaan pesawat. Diop adalah
penyair yang paling kuat dari generasi
kedua pergerakan penyair
Negro, ia menulis sebuah puisi cinta sangat erotis untuk istrinya. Diop
meninggalkan antologi puisi
tunggalnya, “Coup de Pilon”, diterbitkan pada tahun 1956.
Puisi-puisinya juga muncul dalam
berbagai antologi puisi Afrika.
Beikut ini saya terjemahkan secara bebas tiga puisinya yang dimuat dalam antologi puisi "Bending The Bow":
Rama Kam
nyanyian untuk seorang
wanita kulit hitam
Aku menyukai dandanan binatang buasmu
Dan mulutmu yang terasa seperti buah mangga
Rama Kam
Dan mulutmu yang terasa seperti buah mangga
Rama Kam
Tubuhmu adalah rempah-rempah
hitam
Yang membuat hasrat bernyanyi
Rama Kam
Ketika kamu berjalan
Gadis terindah pun iri
Atas ritme hangat pinggulmu
Rama Kam
Bila kamu menari
Tomtom Rama Kam
Tomtom merentang seperti kemenangan bercinta
Terengah-engah di bawah loncatan jari penabuh
Dan saat kamu mencintai
Pada saat kamu mencintai Rama Kam
Sebuah tornado kuiver
Pada malam petir di urat-uratmu
meninggalkan nafasmu yang memenuhi aku
Yang membuat hasrat bernyanyi
Rama Kam
Ketika kamu berjalan
Gadis terindah pun iri
Atas ritme hangat pinggulmu
Rama Kam
Bila kamu menari
Tomtom Rama Kam
Tomtom merentang seperti kemenangan bercinta
Terengah-engah di bawah loncatan jari penabuh
Dan saat kamu mencintai
Pada saat kamu mencintai Rama Kam
Sebuah tornado kuiver
Pada malam petir di urat-uratmu
meninggalkan nafasmu yang memenuhi aku
O Rama Kam!
Dekat Padamu
Dekat padamu aku seperti
mendapatkan kembali namaku
Namaku yang lama sembunyi dari jarak yang bergaram
Mataku yang tidak lagi terselubung demam telah kembali
Namaku yang lama sembunyi dari jarak yang bergaram
Mataku yang tidak lagi terselubung demam telah kembali
Dan tawamu seolah api
yang membuat lubang dalam gelap
Telah dikembalikan Afrika padaku melebihi jumlah salju kemarin
Cintaku sepuluh tahun
Dan ilusi setiap pagi beserta reruntuhan pikiran
Pun tidur yang ditubuhi alkohol
Sepuluh tahun dan nafas dunia telah dituangkannya
sembilu atasku
Sembilu yang mengandung kini dengan rasa hari esok
yang membuat sungai cinta tak berujung
Dekat denganmu aku telah kembali dari kenangan atas darahku
Dan lingkaran-lingkaran tawa di sekitar hari-hari
Hari-hari yang berkilau dengan sukacita baru.
Telah dikembalikan Afrika padaku melebihi jumlah salju kemarin
Cintaku sepuluh tahun
Dan ilusi setiap pagi beserta reruntuhan pikiran
Pun tidur yang ditubuhi alkohol
Sepuluh tahun dan nafas dunia telah dituangkannya
sembilu atasku
Sembilu yang mengandung kini dengan rasa hari esok
yang membuat sungai cinta tak berujung
Dekat denganmu aku telah kembali dari kenangan atas darahku
Dan lingkaran-lingkaran tawa di sekitar hari-hari
Hari-hari yang berkilau dengan sukacita baru.
Kepada Ibuku
Syahdan, memori bermunculan di sekitarku
Memori-memori dari perhentian cemas di tepi jurang
Lautan es yang mana membikin seluruh panen tenggelam
Ketika hari-hari hanyut tinggal dalam diriku lagi
Hari-hari keropos dengan rasa narkotika
Ketika balik tirai jendela tertutup
Kata-kata menuntun bangsawan untuk merangkul kekosongan
Lalu ibu, aku memikirkanmu
Kelopak mata indahmu hangus oleh tahun-tahun
Senyummu pada malam-malamku di rumah sakit
Senyummu yang berbicara penderitaan vanquis tua
O ibu milikku dan ibu dari semua
Dari negro yang buta dan yang melihat bunga-bunga
lagi
Dengar dengarkan suara
Ini adalah jeritan-jeritan yang ditembak melalui kekerasan
Ini adalah lagu yang dipandu hanya oleh cinta.
Memori-memori dari perhentian cemas di tepi jurang
Lautan es yang mana membikin seluruh panen tenggelam
Ketika hari-hari hanyut tinggal dalam diriku lagi
Hari-hari keropos dengan rasa narkotika
Ketika balik tirai jendela tertutup
Kata-kata menuntun bangsawan untuk merangkul kekosongan
Lalu ibu, aku memikirkanmu
Kelopak mata indahmu hangus oleh tahun-tahun
Senyummu pada malam-malamku di rumah sakit
Senyummu yang berbicara penderitaan vanquis tua
O ibu milikku dan ibu dari semua
Dari negro yang buta dan yang melihat bunga-bunga
lagi
Dengar dengarkan suara
Ini adalah jeritan-jeritan yang ditembak melalui kekerasan
Ini adalah lagu yang dipandu hanya oleh cinta.