demi sabat. izinkan aku menirukan imanku, tuan. isak biji sesawi perlahan
menyemat api putih di ruas-ruas telapak kakiku. betapa ruh ini ingin mengajak
ranjang berlari mengejar babi-babi ke pelosok jurang sembari memanggil
nyanyian eksorsisme tarian yang kerap mendengung di telinga-telinga farisi
dan ahli taurat. demi sabat. maka aku akan segera menggedorkan langitkota
ke tengah orang-orang sewaktu tiba ceramah. isak ini, tuan. isak tanpa pahit
yang kau janjikan padaku untuk sebuah hari, yang kelak mengusung kalvari
bagi jalan-jalan dari semua desa di galilea, yudea, dan yerusalem. mengusung
kutukan tak terampunkan bernama takut. isak ini adalah kunci pintuku
atas kedatanganmu sebagai tabib, lebih dari rahib.
dengar,
dengarlah yang membaca ratapanku di setiap lukabait!
sebab, kalian telah berulang melihat isakku yang terbakar
oleh ibukelumpuhanku sendiri. mengangkat ranjangku yang dulu
mengembalikan surga biji sesawi di letak cinta yang tepat
jauh dari dosa yang likat dan ruh yang sesat.
demi sabat. aku berterimakasih pada segala isak
yang menyembuhkanku dan mendatangkanku pada bapa
di suatu masa.
2011