
DI
LANTAI SEKIAN
Suatu siang terik ia
pergi ke sebuah keramaian. Setelah meletakkan kuda besinya di luas lahan parkir
yang tak seberapa, ia gegas menuju pusat keramaian itu. Berbekal pengalaman
masa kanaknya, ia menelusuri jalan-jalan sempit cum sumpek yang kanan-kirinya serba padat barang-barang konsumsi -katakanlah
kebutuhan sandang dan pangan-, sedangkan jalan-jalan sempit itu penuh huru-hara
orang-orang lalu lalang. Tapi ada sesuatu...