SAJAK DI BAWAH POHON NATAL
:ada kadokado cantik saling bicara
kardus usang di pojok gudang
terburai seisinya:
potongan kertaskertas
pohonpohonan lama berhibernasi
bolambolam pelangi
patungpatung tanah liat
ceritacerita Betlehem
adalah sedemikian rupa
jadi sebuah pohon benderang
di atas tanah, di samping bambu
pondok kami itu.
kami tahu, selalu jadi bentuk
ornamenornamen desember
dan kini ada untuk dibaut
untuk diharap
pada waktu kami dinanti.
-ialah wajahwajah natal-
:christmas, christmas, christmas
instrumeninstrumen mereka telah tiba
ke atas sulaman notasi syahdu untuk biji rindu
yang bersemayam di setiap pemeramnya.
datang sahutan saxophone -kenny g.-
di beranda kami, dan sambut meriah
warnawarna cahaya berlarian
ke sana ke mari
kubuskubus, balokbalok rias hinggap
oleh simpulsimpul pita
kiriman kereta kuda santa
juga orangorang Majus.
-biar saja di situ, di samping peluk kami
juga emas, mur, kemenyan yang terlambat-
kami berteduh di remang redup cahaya pohon
: meriah lampu
kejora bintang di letak paling atas
kapaskapas salju tersangkut di setiap sudut daun
bolabola gemerlap berdisko bergelantung pada dahan
gemerincing musikmusik bel di belakang tubuh pohon.
bersama mereka
kami telah merangkai senyum
merakit rindu
menempel harap
supaya engkau mau mengejutkan
doadoa kami lewat kadokado bersampul
yang masih tersimpan
kepada Si Mungil itu.
pada mitos romansa pohon natal
kami kembali lugu
seperti bayi pada palungan itu
dan, jangan ada yang terlupa di antara kami.
-eit! kaus kaki putih siapa
santa claus, kah-
NATAL, BAGI KAMI
: keluarga kaum pinggiran
Bagi kami, natal bukanlah siapasiapa
Hanya merayakan saja
Bagi kami, natal bukanlah apaapa
Hanya memberi ucap saja
Bagi kami, natal bukanlah romansaromansa
Tentang benderang dan tenang di pohon dan kandang
Melainkan pelita bagi listrik kami yang begilir padam
SAJAK ORANG MAJUS
: terra betlehem
di terra suriah
kami adalah para nujum itu
kami adalah larvadad, hormisdas, gusnasaf
di terra armenia
kami adalah para nujum itu
kami adalah kagba, badadilma
di terra bermusim empat
kami adalah para nujum dari negeri seberang
kami adalah kaspar, melkior, balthasar
kami berpundi-pundikan: emas, kemenyan, mur,
simpanan nubuat dalam mantera oleh para nabi
(kami bawa mereka)
untaunta bertembolok tebal mengantar jalanjalan kami
juga nyanyiannyanyian menuju titik bintang
yang kejoranya lebih terang dari gugusangugusan
di terra tempat berdiri mezbah kandang itu
kami menemukan peta yang kami cari:
betlehem tanah yudea
lalu kami mempersembahkan mereka
juga mitos jarak yang kami cipta.
SAJAK PARA GEMBALA
I
tongkattongkat kami berasal dari dahandahan cemara muda
serulingseruling kami terbuat dari buluh alang-alang
dan madahmadah kami terbunyikan oleh paduan di sekeliling
kandang ternak kami:
dombadomba, di dekap peluk induk bagi anakanaknya
raung di liangliang serigalaserigala lapar
geraigerai rerumput dan ilalang bukit oleh angin
galaksigalaksi astronomi yang mengepung langit malam
tiupan sangkakalasangkakala gloria malaikatmalaikat.
II
kami jaga dingin pada gigilgigil kami
yang biasa kami jinakkan dengan siulansiulan seruling
kami jaga kawanan ternak yang kadang diselinapi
mimpimimpi buruk yang tiba jadi cerita kami
kami jaga remang cahaya kandang beralas jerami
supaya tak redup sekalipun kami mendapati
lubang bagi gerimis
kami jaga malam ini: seluruhnya
karena kami para gembala di tanah berbukit
di desa tempat sang perawan mendekap sang bayi
lewat hangat kain lampin di palungan,
betlehem kami.
BUNYI LONCENG KAMI YANG TERTINGGAL
ada pula bunyibunyian yang telah kami perdengarkan
di banyak pujapuji yang menggantung pada sudutsudut gereja
pukul delapan malam selesai misa
kami pulang membawa kantungkantung berkat
yang dititipkan lewat renunganrenungan altar
di samping kedip cahaya kandang
berwujud lekuklekuk gua dari kertas semen
- dengan bunyian lonceng yang sengaja kami tinggal
di gua sunyi kami-
:ada kadokado cantik saling bicara
kardus usang di pojok gudang
terburai seisinya:
potongan kertaskertas
pohonpohonan lama berhibernasi
bolambolam pelangi
patungpatung tanah liat
ceritacerita Betlehem
adalah sedemikian rupa
jadi sebuah pohon benderang
di atas tanah, di samping bambu
pondok kami itu.
kami tahu, selalu jadi bentuk
ornamenornamen desember
dan kini ada untuk dibaut
untuk diharap
pada waktu kami dinanti.
-ialah wajahwajah natal-
:christmas, christmas, christmas
instrumeninstrumen mereka telah tiba
ke atas sulaman notasi syahdu untuk biji rindu
yang bersemayam di setiap pemeramnya.
datang sahutan saxophone -kenny g.-
di beranda kami, dan sambut meriah
warnawarna cahaya berlarian
ke sana ke mari
kubuskubus, balokbalok rias hinggap
oleh simpulsimpul pita
kiriman kereta kuda santa
juga orangorang Majus.
-biar saja di situ, di samping peluk kami
juga emas, mur, kemenyan yang terlambat-
kami berteduh di remang redup cahaya pohon
: meriah lampu
kejora bintang di letak paling atas
kapaskapas salju tersangkut di setiap sudut daun
bolabola gemerlap berdisko bergelantung pada dahan
gemerincing musikmusik bel di belakang tubuh pohon.
bersama mereka
kami telah merangkai senyum
merakit rindu
menempel harap
supaya engkau mau mengejutkan
doadoa kami lewat kadokado bersampul
yang masih tersimpan
kepada Si Mungil itu.
pada mitos romansa pohon natal
kami kembali lugu
seperti bayi pada palungan itu
dan, jangan ada yang terlupa di antara kami.
-eit! kaus kaki putih siapa
santa claus, kah-
2009
NATAL, BAGI KAMI
: keluarga kaum pinggiran
Bagi kami, natal bukanlah siapasiapa
Hanya merayakan saja
Bagi kami, natal bukanlah apaapa
Hanya memberi ucap saja
Bagi kami, natal bukanlah romansaromansa
Tentang benderang dan tenang di pohon dan kandang
Melainkan pelita bagi listrik kami yang begilir padam
2009
SAJAK ORANG MAJUS
: terra betlehem
di terra suriah
kami adalah para nujum itu
kami adalah larvadad, hormisdas, gusnasaf
di terra armenia
kami adalah para nujum itu
kami adalah kagba, badadilma
di terra bermusim empat
kami adalah para nujum dari negeri seberang
kami adalah kaspar, melkior, balthasar
kami berpundi-pundikan: emas, kemenyan, mur,
simpanan nubuat dalam mantera oleh para nabi
(kami bawa mereka)
untaunta bertembolok tebal mengantar jalanjalan kami
juga nyanyiannyanyian menuju titik bintang
yang kejoranya lebih terang dari gugusangugusan
di terra tempat berdiri mezbah kandang itu
kami menemukan peta yang kami cari:
betlehem tanah yudea
lalu kami mempersembahkan mereka
juga mitos jarak yang kami cipta.
2009
SAJAK PARA GEMBALA
I
tongkattongkat kami berasal dari dahandahan cemara muda
serulingseruling kami terbuat dari buluh alang-alang
dan madahmadah kami terbunyikan oleh paduan di sekeliling
kandang ternak kami:
dombadomba, di dekap peluk induk bagi anakanaknya
raung di liangliang serigalaserigala lapar
geraigerai rerumput dan ilalang bukit oleh angin
galaksigalaksi astronomi yang mengepung langit malam
tiupan sangkakalasangkakala gloria malaikatmalaikat.
II
kami jaga dingin pada gigilgigil kami
yang biasa kami jinakkan dengan siulansiulan seruling
kami jaga kawanan ternak yang kadang diselinapi
mimpimimpi buruk yang tiba jadi cerita kami
kami jaga remang cahaya kandang beralas jerami
supaya tak redup sekalipun kami mendapati
lubang bagi gerimis
kami jaga malam ini: seluruhnya
karena kami para gembala di tanah berbukit
di desa tempat sang perawan mendekap sang bayi
lewat hangat kain lampin di palungan,
betlehem kami.
2009
BUNYI LONCENG KAMI YANG TERTINGGAL
ada pula bunyibunyian yang telah kami perdengarkan
di banyak pujapuji yang menggantung pada sudutsudut gereja
pukul delapan malam selesai misa
kami pulang membawa kantungkantung berkat
yang dititipkan lewat renunganrenungan altar
di samping kedip cahaya kandang
berwujud lekuklekuk gua dari kertas semen
- dengan bunyian lonceng yang sengaja kami tinggal
di gua sunyi kami-
2009