Mungkin kita perlu merebus airhujan. Yang tergeletak di atap payung kita. Atau yang terinjak oleh langkah-langkah sepi kita.
Manakala hujan tak mendengar rengekan jendela-jendela tembok, trotoar, lampu jalan, dingin yang menyelinap di jaket hingga bagian terpencil dari diri kita.
Mungkin kita perlu merebus airhujan. Sewaktu frasa gigil mengoyak kerangka tubuh begitu dalam dan dalam. Tanpa memandang wajah puisi mana yang beku terlebih dahulu sebelum membekukan penyairnya.
Mungkin kita perlu merebus airhujan. Agar kita meminumnya menghangatkan lekat frasa gigil kita. Sembari menyandarkan dingin pada genggaman payung di bulanbulan penghujan kita.
Mungkin tapi bukan kemungkinan. Mungkin tapi bukan memungkinkan. Mungkin yang adalah ajakan.
2009