2\
CAVATINA-
Pada mulanya di petikan itu. Yang membuatmu
Terhapus dari akor-akor mayor
“Merebahlah sejenak bersamaku...”,
Akor minor menarikmu keluar
Sesaat setelah kau bosan atas ritme-ritme mono
Kau letakkan sehelai senar
Yang tadi sempat putus karena kau
Kau terlalu cepat meredam
Allegro con spirito
Cavatina. Kau sebut itu
Bukan not-not penuh. Pun kau terbingkai
Lewat tab-tab yang tak panjang
Atau di fret 7 kau mengakhirinya
Cavatina. Sebutmu
MONALISA-
Lihat matamu berkumpul sesuatu yang tak asing
Bagiku itu emas.
Emas yang tak pernah tersentuh oleh siapapun. Siapapun.
Kubilang emas itu adalah dentingmu. Dentingmu
Monalisa. Monalisa
Begitu iramamu memetik tak henti
Dawai-dawai gitar klasik yang gemetar, karena
Kau terlalu cepat mengganti arah
Tak bosan-bosannya kau melukis, menyekap dirimu
Bersama notasi-notasi yang selalu merias dirinya
Sehingga kau tak lagi terjebak dalam kemolekan
Ketika seorang penganyam nada menjumputnya
Lantas, kau meminta jarum waktu melarikan diri
Dari kubangan angka-angka
Sehingga kau cepat masuk pada titian
Chorusmu
Chord-chord itu bersemayam
Pada ritme-ritme melodis
di bawah tepukan-tepukan perkusi
tak pelak, bila
Harus rela kau menyandang
Notasi tak ditinggal sepanjang zaman
CAVATINA-MONALISA
Tepat di bingkai suaramu
Menjadikan segalanya seperti kunci-kunci
Yang kau pasang demi menyerupa
Desir angin tatkala membawamu
Di bening getar tali-tali senar
Dan syair sederhana membentukmu
Menuju notasi tanpa kata
Seiring wujud kapal jemarimu kian tebal
Menandakan sejuta nada berjejal
Salutku padamu,
Kau takkan hanyutkan keduanya
di silauan purnama
Tapi menyimpannya,
Atau merangkumnya
Dalam secarik partitur
Dan semua yang hilang
Akan mengingat
Bahwa anak-anak dawai telah menyebutmu
Pemetik yang bahagia, walau
Tak sama
Seperti yang kau peram
Cavatinamu
Monalisamu