cintamu masih kukepal, seperti senja biasanya
dan sisa bau rambutmu masih menggambar ramalan
guratan di telapak tangan kiriku. sesekali aku membuat
lobang yang pernah mendadaimu, mengucap bahwa
aku tak pandai membawa ke mana bau rambutmu harus
kusimpan. aku sekali lagi masih senja. ya. dan kau
kini berambut remaja bersama segenggam perasaan
yang tak mau jatuh.
cintamu masih kukepal. jari jariku kesemutan dan hampir beku.
aku ke luar. ke luar jemariku. di luar sana
kutemukan sebuah pohon berbuah di pekarangan. ia yang
paling tinggi dan sedikit dahannya. satu daun jatuh.
dua. tiga. empat sampai lima. aih, aku tak kuat hati
mengambil daun pepaya yang rupanya menjari.
berlari dari pohon, dahan ke diri. mengepal berkali kali
mengatupkan namamu pada telapak tangan lain
yang baunya sama dengan sisir rambutmu, yang rasanya
sama dengan daun pepaya yang berjatuhan setiap senja
di pekarangan.
2011