cintamu masih kukepal, seperti senja biasanya dan sisa bau rambutmu masih menggambar ramalan guratan di telapak tangan kiriku. sesekali aku membuat lobang yang pernah mendadaimu, mengucap bahwa aku tak pandai membawa ke mana bau rambutmu harus kusimpan. aku sekali lagi masih senja. ya. dan kau kini berambut remaja bersama segenggam perasaan yang tak mau jatuh. cintamu masih kukepal. jari jariku kesemutan dan hampir beku. aku ke luar. ke luar jemariku. di luar sana kutemukan sebuah pohon berbuah di pekarangan. ia yang paling tinggi dan sedikit dahannya. satu daun jatuh. dua. tiga. empat sampai lima. aih, aku tak kuat hati mengambil daun pepaya yang rupanya menjari. berlari dari pohon, dahan ke diri. mengepal berkali kali mengatupkan namamu pada telapak tangan lain yang baunya sama dengan sisir rambutmu, yang rasanya sama dengan daun pepaya yang berjatuhan setiap senja di pekarangan. 2011
2.17.2011
CINTAMU DAUN PEPAYA
07.53
No comments
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini