sebenarnya di
balik selimut ungu kita sedang belajar
melupakan lanskap-lanskap
kenangan dengan sedikit
nyala api mimpi.
mimpi-mimpi lugu nan lucu. ya, pada
mulanya selimut
memberi kita hangat dan gelap.
dalam gelap,
hangat kata-kata yang dulu pernah jatuh
lesat pada koyak hati
telah membikin perasaan-perasaan
kita jadi teduh
dan jauh lebih dekat dengan kita;
sebuah ranjang
mewah yang dibentuk beku waktu
telah menampung
langit, lamunan beserta resah
puisi-puisiku kepadamu
(di seberang
jendela:
ada yang berlalu
tentang
mereka...