sebenarnya di
balik selimut ungu kita sedang belajar
melupakan lanskap-lanskap
kenangan dengan sedikit
nyala api mimpi.
mimpi-mimpi lugu nan lucu. ya, pada
mulanya selimut
memberi kita hangat dan gelap.
dalam gelap,
hangat kata-kata yang dulu pernah jatuh
lesat pada koyak hati
telah membikin perasaan-perasaan
kita jadi teduh
dan jauh lebih dekat dengan kita;
sebuah ranjang
mewah yang dibentuk beku waktu
telah menampung
langit, lamunan beserta resah
puisi-puisiku kepadamu
(di seberang
jendela:
ada yang berlalu
tentang
mereka yang kita
percayai telah menciptakan bau
humus selepas
mendatangkan gerimis di antara
pendar cahaya
matahari musim kemarau)
kita tahu kini
sebenarnya
segala pelukan segala
resah
segala rencana,
segalanya kembali
menjadi alpa sebelum
dada-dada
kamar hingga
kaki-kaki ranjang
karam oleh titik
demi titik
biru pilu yang
dikandung
lautan masa
panjang kita
2014