“aku sedang belajar mengeja
kehendak-kehendak yang berlalu
lewat lubang-lubang dada sebelum
aku buatkan pintu satu per satu
untuk mereka”
menjangkau mereka dan kamu, semakin waktu
semakin menyempit. langkah-langkahku
pun mampat. aku jadi linglung. kamu ini
bagaimana bisa muncul seperti sebuah
tas punggung berisi banyak buku; pundakku
ini rela-rela saja memanggul segala hal,
tapi aku bisa tersesat bilamana segala hal itu
bergerak ke atas: menggelapi pikiran, lalu
membangun kota-kota dan memadamkan
lampu-lampu lalu lintas di tubuhku.
kamu...