“aku sedang belajar mengeja
kehendak-kehendak yang berlalu
lewat lubang-lubang dada sebelum
aku buatkan pintu satu per satu
untuk mereka”
menjangkau mereka dan kamu, semakin waktu
semakin menyempit. langkah-langkahku
pun mampat. aku jadi linglung. kamu ini
bagaimana bisa muncul seperti sebuah
tas punggung berisi banyak buku; pundakku
ini rela-rela saja memanggul segala hal,
tapi aku bisa tersesat bilamana segala hal itu
bergerak ke atas: menggelapi pikiran, lalu
membangun kota-kota dan memadamkan
lampu-lampu lalu lintas di tubuhku.
kamu selalu bertanya, sebenarnya
kapan kita pernah
menang atas diri ini dan itu?
tanyamu selalu saja muncul dan berpokok
pada bayangan-bayangan yang melintas
sebelum menggumpalkan ingatan;
pikiran, pikiran, di mana kita mesti letakkan
pintu-pintu...aku ingin mengajakmu pergi
membawa tas punggung tanpa isi,
menghapus kota-kota, menanam lampu-lampu
lalu lintas, menebarkan jalan-jalan satu arah,
membikin lubang-lubang jadi pemandangan
sebuah gunung yang ditimpa oleh cahaya perak
kita mesti jauh
kita mesti akrab
2013
5.17.2013
MENGAJAK PIKIRAN BEPERGIAN
21.09
No comments
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini