
diperaslah jiwanya, seperti tubuh-tubuh para buruh
kekuatan yang sebentar karam. menyisakan yang dikenang
dalam kantung matanya. sebab hampir setiap malam
ia dihadapkan pada lintasan-lintasan nanar yang memancar
dari rak-rak bukunya. album-album itu. ia bahkan tak bisa
melerai yang sedang bertarung di dalam pikirannya.
diperaslah jiwanya, di ruang-ruang sempit yang pengapnya
berangsur membuat kuyup sekujur badan. mimpi-mimpi
telah dicatat sedemikian...