diperaslah jiwanya, seperti tubuh-tubuh para buruh
kekuatan yang sebentar karam. menyisakan yang dikenang
dalam kantung matanya. sebab hampir setiap malam
ia dihadapkan pada lintasan-lintasan nanar yang memancar
dari rak-rak bukunya. album-album itu. ia bahkan tak bisa
melerai yang sedang bertarung di dalam pikirannya.
diperaslah jiwanya, di ruang-ruang sempit yang pengapnya
berangsur membuat kuyup sekujur badan. mimpi-mimpi
telah dicatat sedemikian rupa, sebab ia tak ingin raib
dari tangan-tangan para pendulang. dengan gugup
ia memintal masa kini yang bulu-bulu sayapnya
sedang dicabik oleh setumpuk kegagalan. sungguh,
seorang pejuang tumbuh dalam dirinya sementara
jiwanya yang lain redup dan lepuh oleh kemungkinan-
kemungkinan yang jauh dari kenyataan.
suatu masa telah menyusut, dalam batinnya, ia tak ingin
ada anak kecil menangis merengek minta mainan
sebagai penghibur paling luhur. ia hanya percaya
kepedihan suatu masa hanya untuk suatu masa.
maka genaplah, pada kaki segala rindu yang dipatahkannya
ia mengecup sedemikian mesra, sebelum ketidakbahagiaan
tumbuh seribu kali lebih deras
2015
*Lukisan berjudul "The Sob" karya David Alfaro Siquerios
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini