mereka bentangkan jarak antara langit dan tanah,bunyian yang sembunyi-sembunyi di dalam paruhadalah panggilan-panggilan yang serta merta mendaratkan kemungkinan-kemungkinansebagai ruas-ruas kehanyutan dalam airmusim kemarau; awan-awan menjadi terang sekali untuk dilalui, di luar, kota-kota menasibkan pepohonansekehendaknya. maka merekatak henti-hentinya mencengkram udara yang tampak asing dari sekian perlintasandemikianlah sayap mereka bergerakmerindukan angin turun selain sunyiyang berjatuhan serupa bulu-bulu mereka2...