ayah pernah bilang,
"jangan isi perutmu
dengan sebongkah bulan retak
ketika setiap malam ibu
mempebincangkan dongeng"
*
malam-malam begini ada jemari
yang tak bisa berhenti menulismu, ayah
ia bergerak ke dalam rindu paling relung
dan mataku tak cukup mengusap apa-apa
yang keluar darinya melaluinya; tahukah
bahwa ia perlahan bernama pelukan
di seberang jarak rumah dulu?
**
seketika ada bintang jatuh
aku mencoba jadi kantong
untuk menyimpan pecahannya
di saku doamu;
supaya suatu waktu aku diizinkan
merasakan memahamkan
bahwasanya harapan itu
tak pernah jatuh
pun timpang ke atas kepala
maka, ayah
aku ingin mendengarkan sekali lagi
dongeng ibu tentang langit malam
ketika si kancil tak lagi mencuri
timun di lahan tempat segalanya
bersegera melerai jarak yang dekat
berkali-kali memanggil namamu
menuliskanmu dengan huruf-huruf
yang terkunci supaya siapapun
tak ada yang merasa berseberangan,
kehilangan.
2010