tersebab neruda
“Mari kita bercinta dengan kaki-kaki, wahai penyair! Sebab kini telah kuletakkan perayaan perjamuan paling anggur dan jujur.” Sungguh, aku tak dapat menulis puisi-puisi panjang. Membacakannya di depan panggung pertunjukkan. Hanya malam ini dengan jam dinding yang mulai terbalik, angka-angka yang jatuh dan minggu penuh isyarat jarak di usia rantauku. “Penyair itu memang bajingan!” Tak ada sepenggal rima yang indah atau metafora...