kita mesti terbiasa begini,
kamu, pulang tanpa kabar, aku
pergi sekehendakku. tapi
katakanlah bahwa waktu
yang kita sama-sama
menjaganya mulai menanak
gerak, belenggu tanpa kita tahu
apakah senja di kota ini tak cukup
menenangkan dan menyenangkan
tangan-tangan yang bertahan kuat
untuk tetap mengasuh bahagia? kamu
dengan segenap keyakinanmu
bahwa ada jalan lain menuju
masa depan, lalu aku mengantarmu
ke pintu-pintu itu. ruang orang-orang
mengabukan doa-doa, menuntaskan
pikiran-pikiran berbuntu yang
menurutmu tak mau lagi
mengubah pengumuman:
inilah...