Waktu ia nampak seperti payung orang-orang hujan ingin tampak dari setiap langit di setiap jalan, terkadang ia belajar mengeja kata- -terbata ba ta sembari mengucap salam kedatangan tahun-tahun yang lebih butuh untuk dikatakan sebagai sebuah bahasa. bahasa di mulut mata. suatu kali, ia pernah menyebut yang lalu adalah kepulangan bagi orang-orang yang merasa gagal mengenali dirinya atau riwayat yang tak pernah lahir sekalipun di tanggal-tanggal genap; seumpama telur menetaskan sebuah payung kecil maka payung kecil itu akan lekas terbawa hari sabtu sebelum semuanya menjadi merah. stop. dan rileks dari rutinitas, menikmati hujan yang mengeram doa orang-orang penyayang kepala kotanya. Hujan ia tak bisa tampak nampak atau memecah ibarat purba untuk sekali datang. di pundak orang-orang yang seringkali dibisiknya bahwa sebenarnya perlahan-lahan waktu akan takluk jikalau setiap pundak direbahkan pada dada yang bisu dan buta untuk diperdengarkan suatu saat menjelang rericik air mulai berderam di kaki-kaki pemungut telinga. hingga suatu ilmu pernah berpesan bahwa jangan ia tiba sekali di musim yang sama karena awan tak mungkin lupa pada tanah dan ingatan tak mungkin sungsang begitu saja dari akar-akar pohon yang tumbang di kepala timpang tempat kota menyimpan arti hilang kepada lubang mata-mata lengang. 2010
1.01.2011
WAKTU DAN HUJAN DI KOTA PERSEPSI
09.46
No comments
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini