Waktu
ia nampak seperti payung orang-orang hujan
ingin tampak dari setiap langit di setiap jalan,
terkadang ia belajar mengeja kata- -terbata ba ta
sembari mengucap salam kedatangan tahun-tahun
yang lebih butuh untuk dikatakan sebagai sebuah
bahasa. bahasa di mulut mata.
suatu kali, ia pernah menyebut yang lalu
adalah kepulangan bagi orang-orang yang merasa
gagal mengenali dirinya atau riwayat yang tak pernah
lahir sekalipun di tanggal-tanggal genap;
seumpama telur menetaskan sebuah payung kecil
maka payung kecil itu akan lekas terbawa hari sabtu
sebelum semuanya menjadi merah. stop. dan rileks
dari rutinitas,
menikmati hujan yang mengeram doa orang-orang
penyayang kepala kotanya.
Hujan
ia tak bisa tampak nampak atau memecah ibarat purba
untuk sekali datang. di pundak orang-orang yang seringkali
dibisiknya bahwa sebenarnya perlahan-lahan waktu
akan takluk jikalau setiap pundak direbahkan pada
dada yang bisu dan buta untuk diperdengarkan
suatu saat menjelang rericik air mulai berderam
di kaki-kaki pemungut telinga.
hingga suatu ilmu pernah berpesan bahwa
jangan ia tiba sekali di musim yang sama
karena awan tak mungkin lupa pada tanah
dan ingatan tak mungkin sungsang begitu saja
dari akar-akar pohon yang tumbang
di kepala timpang tempat kota
menyimpan arti hilang kepada lubang
mata-mata lengang.
2010
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini