seperti pagi ini yang kau panggil-panggil dari uap susu panas, lihat saja rasa ngungunku
yang terbias di percakapan warna putih tulang semakin renyai menembus alam pikir
tentang kenapa kita mesti menyeka airmata. dari es yang pagi-pagi sama-sama beruap
seumpama susu panas itu, aku tak yakin bahwa kegiatan minum-meminum
terlalu sentimentil untuk disebut ibu dari segala kepanjangan awal hari. segelas susu
waktu itu menciptakan pagi yang tak pernah fiksi. setiap hari, kasihku. dan kau pasti
mengenali upayaku menerjemahkan deru mesin yang mulai mendera kesunyian
di antara simpanan mimpi atau sejarah kenapa semut-semut berenang-renang
hanya di permukaan air, seolah menahbiskan diri sebagai pemanis buatan.
pemanis buatan yang sekedar menginapkan anyir ke lidah atau menitipkan
kesangsian hidup: agar kekal kita atas percintaan menuju suara-suara kecil.
seperti pagi ini yang kau panggil-panggil dari dasar segelas susu-- akukah
yang sementara kekal atas kepalsuan bahwasanya akulah tanda berulang
tenggelam di airbiru matamu
11.01.2011
PAGI DAN SEGELAS SUSU INI KEKAL SEMENTARA MENJADI AIRBIRU MATAMU
02.21
No comments
2011
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini