karena Indonesia tidak tunggal ika*
han, ingatlah negerimu
para pecundang yang tak mau
menghentikan aksinya di jalanan
di gedung-gedung, di penjara-penjara
di kantor-kantor, di mana saja
mereka menegakkan kuasa
di atas segala. halal segalanya halal
oleh kekuasaan
seribu tahun kau tak pulang,
apa kau takut menyaksikan orang-orang
yang meremas jantung mereka sendiri
mempersilakan keburukan mengubur
nasib mereka di tanah kelahiran yang
berulangkali kena gusur dan tembakan
senapan ke udara
mungkin saja tak ada yang berani melek
atau mungkin di negeri ini orang-orang
terlalu feminin untuk menegaskan kebenaran
--menyatakan cuman satu yang mesti
diperjuangkan
ya han, bisa saja kau benar
tentang berapa warna yang coba
disatukan dengan paksa lewat
batu-batu dan senjata tajam
atau desing peluru
betapa di tempat lain
orang-orang tampak merisau
berapa yang harus mereka bayar
untuk menebus kehilangan
di negeri tempat orang bersalah
dipancung;
demikian di lain tempat
orang-orang sedang berusaha
mengembalikan ladang-rumah mereka
dengan cara menjahit mulut
menghadap istana merdeka
ke mana nurani persatuan-kesatuan
seperti yang membikin sejarah tujuh belas
agustus empat lima. segalanya seakan
tercerai-berai perlahan-lahan. hingga
yang ada hanyalah rasa amarah kepahitan
dan pancasila yang sayup-sayup hampir lenyap
hah!
2012
(*Semboyan majalah bhinneka)
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini