PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

5.26.2014

NITIPRAJA*

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE ...

5.18.2014

LAILA ( IX )

ujung-ujung jariku kini gemetar nanar mataku seperti ingin menghisap pelan waktu yang terus menerus diulang; tidak, tuhan bisa saja mengambil lagi keraguan tak punya pintu sebab itu kamu muntah dibuatnya syahdan dadaku lelah menunggu demikianlah bagi seorang seperti aku menulis begini semacam mengasuh diri; ya, tuhan bisa saja memberi lagi 2014 ...

LAILA ( VIII )

mengenang kita; tiba-tiba aku ingin menulisi dinding ruang kerjaku tentang batin berisi puji-pujian atas doa yang dipanjangkan dengan sedikit mesra dan rasa sakit pergulatan kini pada kenyataannya  bukan bangunan jiwa yang mau runtuh karena tafsir mimpi yang salah; ketahuilah menulis laila untuk kesekian kali diperlukan  sedikit cara menghentikan berkali-kali lupa dan menyunting doa-doamu kini jauh lebih menyembuhkan  daripada menempelkan perca kata di meja kerja dengan sedikit bodoh 2014...

KEINDAHAN

Keindahan tidak selalu identik dengan hamparan sawah hijau, gunung, sungai, atau alam mahaluas pada sisi kilometer-kilometer kita. Aku ingin memberitahu kalian tentang sebuah laku perjalanan labil yang jauh nan singkat. Ketika sebuah perjalanan diciptakan banyak hal oleh alam di dalam dada dan kepala kita. Demikian keindahan bukan sekedar hal yang tampak sederhana untuk dipahami; keindahan adalah cara tak kasat mata yang diperas ketika dinding diri menahan benturan-benturan keras. Perasaan-perasaan yang kadang tajam dan tumpul. Pikiran-pikiran...

5.12.2014

RANJANG GERIMIS BIRU

sebenarnya di balik selimut ungu kita sedang belajar melupakan lanskap-lanskap kenangan dengan sedikit nyala api mimpi. mimpi-mimpi lugu nan lucu. ya, pada mulanya selimut memberi kita hangat dan gelap. dalam gelap, hangat kata-kata yang dulu pernah jatuh lesat pada koyak hati telah membikin perasaan-perasaan kita jadi teduh dan jauh lebih dekat dengan kita; sebuah ranjang mewah yang dibentuk beku waktu telah menampung langit, lamunan beserta resah puisi-puisiku kepadamu (di seberang jendela: ada yang berlalu tentang mereka...

5.06.2014

BLUES TENTANG KEMATIAN BAPAK*

hei bapak yang mati, aku melayang pulang hei orang miskin, kalian sendirian hei papa tua, aku tahu ke mana aku pergi bapak yang mati, jangan menangis lagi ibu ada di sana, di bawah kolong saudara yang mati, timbunlah pikiranmu bibi renta yang mati, jangan sembunyikan belulangmu paman renta yang mati, aku mendengar isakmu o kakak perempuan yang mati, betapa syahdu aduhmu o anak-anak yang mati, pergi bernafaslah dada yang sesak akan meringankan kematianmu luka pun lenyap, tinggal sisa tangis dihisap kepandaian yang mati senimu telah tuntas pecinta...

LAILA ( VII )

; layar dibuka tokoh-tokoh keluar dari tubuhmu adegan-adegan yang sama penonton yang sama dari tubuhmu panggung menghapal sebuah drama yang bergerak tak kenal melampaui suara-suara aduh tubuhku tanpa pernah ada yang tuntas merapal 2...

5.02.2014

LAILA ( VI )

ingatanku, laila : surga sehimpun doa keputusasaan yang bernyala dari cair lilin-lilin, saripati kesetiaan serafim dari langit kegelisahan, cahaya dijatuhkan menerobos ritmis lengang jalan raya yang kini aku ya... malaikat kesunyian kamu; seperti halnya dingin yang telanjangnya mematuk-matuk senyap mataku 201...

5.01.2014

LAILA ( V )

di meja makan itu kamu letakkan : kenangan, mimpi-mimpi panjang lalu tak jauh sebuah pisau di dapur matanya kini membikin kamu takabur duh, kita yang begitu lemah menjadi irisan jiwa-jiwa; menjadi peristiwa gagap yang ujungnya dipotong tiba-tiba sayangku yang lampau, apa yang perlu kita mengerti sebenarnya sebab jarak yang tajam dan mahamesra itu telah menciptakan hubungan berjumpalitan ; gaung kita kembali dari tiada dari tiada ....tiada 2...