kendaraan lalu lalang, kamu memelukku;
kata kamu, kangen kini serupa tanjakan-tanjakan
yang punya sedikit turunan. dingin sepoi-sepoi,
kamu merapatkan jaketku. pohonan dan ladang
melampirkan masa yang lain, yang sepertinya
pernah kita basahi; sayangku, sayang,
bolehlah kita mengenangkan rupa-rupa langit
yang mereka kenakan: hotel, motel, yang kelas
melati, yang ada permandian air panasnya,
tempat karokean, area pemancingan, toko bunga,
taman bermain, pasar buah, manggis dan kelengkeng
yang mesti kita lupakan harga per kilonya.
aku menelusuri saja ke mana suara-suara udara
meminta untuk dijadikan warung lesehan
dan makan siang: gurauan-gurauan yang lepas
kendaraan lalu lalang, kamu memelukku;
jalan-jalan selalu begitu saja, seperti tak mau
menyatakan waktu pada dekap aku dan degup
kamu; kata kamu, kangen kini rupa-rupa jalannya
2013
2.15.2013
KABAR DARI JALAN-JALAN DI BANDUNGAN
02.54
2 comments
jadi inget kata2 seno gumira d cerpenny : hidup hanyalah sekadar mampir dan minum bir..
BalasHapushm....terima kasih atas pembacaannya mas :)
BalasHapus