(ia bertolak, tapi tidak untuk memeluk yang riuh
maupun yang sangsi, ibunya)
~ daripadanya tak pernah menyebut gusti;
sebab ia percaya gusti benar-benar sedang tidur
di zaman seperti ini. hanya malaikat-malaikat
dan sejumlah penebusan dari langkah-langkah
asing. orang-orang pada parade kecemasan.
benda-benda yang kini dihidupkan oleh sekian
penyair muda.
"aku tak mau terjerumus
aku tak mau terjerumus. sungguh",
katamu
malam itu hujan dan petir; mereka
datang bukan atas perantara dewa zeus
--sebuah perayaan telah dimaklumkan
di atas meja dan kita yang menghayati kursi;
sebelum kata-kata tiba pada waktunya
bukan semata dari bibir atau pikir. ia
tidak ingin memaklumi sartre ataupun
nietzsche...ada yang ingin kembali
setelah dulu sekali dikenangkan.
tapi bukan aku-aku
~ daripadanya foto-foto tangan menggenggam
digarisbawahi. kejadian kemudian berkata-kata
seperti gaya bercerita seorang dosen yang
sebentar tak ingin menarik tubuhnya dari kursi;
sepanjang kelas, pikiran ini bertaruh:
aku atau kamu yang menjadi
puisi-puisi kaum sufi di hadapan gusti
di sampingku kini, kata-kata ingin dilepas
bukan cuma sebagai pembaca
2013
3.03.2013
KATA-KATA PADA LENGAN KEBEBASAN
08.25
No comments
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini