Berikut ini beberapa puisi dari penyair Jerman (Rainer Maria Rilke) yang dimuat dalam antologi buku "Rilke SELECTED POEMS" yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh C. F. MAcINTYRE terbitan UNIVERSITY OF CALIFORNIA PRESS Berkeley, Los Angeles, London: 1971. Puisi-puisi ini saya terjemahkan secara bebas:
BUDDHA DALAM
KEMULIAAN
PUSAT dari segala pusat, dari semua benih biji,
o badam yang berkecubung dan
berkembang indah,
di sini tampak jelas kumpulan
yang bercahaya
daging buahmu yang tumbuh.
Aku menyambut engkau.
Lo, engkau merasakan betapa tidak ada
yang lebih tergantung
daripadamu; ke dalam kulitmu yang tak terhingga
malam; di sana getah yang kuat bekerja dan memenuhi engkau.
Dan dari luar berjatuhan gloriole
yang menopang, demi ketinggian di atas kepalamu matahari-mataharimu,
penuh dan mengilat, bergantian.
Namun, dalam dirimu sudah dimulai
sesuatu yang lebih lama dari matahari-matahari yang akan membakar.
GADIS DI ATAS
SEBUAH BALKON
DENGAN LEKAS ia datang ke sana, berselimut dalam angin,
nyala dalam terang, seolah-olah dia merenggut ke luar,
sementara ruang hitam tampak memangkas
untuk memenuhi pintu di belakangnya,
bahkan sebagai seorang cameo yang gelap memungkinkan
sesuatu yang lembut berkilauan melalui tepian;
engkau berpikir: malam tidak ada di sini dan cahaya
sampai dia datang dan bersandar di atas pinggiran yang sempit,
meletakkannya hanya sesaat
pun tangan-tangannya
jauh darinya barangkali telah ia pisahkan,
dan lepaskan mereka ke atas
kepada bayang langit
deretan gelap dari semua atap.
KEGILAAN
MEREKA diam karena dinding-dinding terbelah
terpecah dalam isi kepala,
dan jam-jam ketika mereka sama sekali bisa dimengerti
memulai dan
meninggalkan kembali.
Seringkali ketika mereka pergi melalui jendela pada malam hari,
segalanya tiba-tiba tampak baik-baik saja:
tangan-tangan mereka
menyentuh sesuatu yang nyata,
hati mereka mulia dan mampu mendoakan,
mata mereka yang tenang
menatap
turun demi yang tidak diharapkan, acapkali melesap
taman dalam jeda peristirahatan yang menenangkan ini,
ada akibat dunia yang asing
tumbuh semakin besar, tak pernah hilang.
LEDA
KETIKA tuhan dalam kehendaknya merayu demi
angsa itu, keindahan yang pergi membuat
kecemasan semakin dekat;
tapi, meski bimbang, ia lenyap dalam burung itu.
Lalu dengan sigap bersiap menyingkap tipu daya
atas nama perbuatan yang belum terbukti terjadi
perasaan dalam makhluk itu belum pernah muncul. Tapi ia tahu
siapa yang siap menjelma angsa dan bergerak
untuk hasil dari satu hal yang mesti ia lakukan.
Perjuangan dan kebimbangan, ia tahu arah tak ke mana
bersembunyi darinya, atau bagaimana ia bisa bertahan. . .
lehernya menyelinap melalui sayapnya yang terus melemah,
dan atas nama cinta ia melepaskan
langkah yang ilahi.
Lalu ia merasa bahagia
pertama kali dalam bulu-bulunya
dan menjelma sesungguhnya
angsa dalam pangkuannya.
BUDDHA
Seolah-olah ia mendengarkan. Sunyi, jauh dan jauh. . .
kami memperoleh kembali hingga kami mendengar tak lebih dari kedalamannya.
Dan ia adalah bintang. Dan bintang-bintang raksasa lainnya
yang tidak dapat kita lihat berpijak di atasnya di sini.
Oh, ia adalah segalanya. Dan benar-benar, kami menunggu
sampai ia akan melihat kami? Apa yang Ia perlukan?
Bahkan seharusnya kami tak memantaskan diri di hadapannya,
ia akan menjadi daya, sekaligus lembek seperti kucing.
Ia yang telah menjadi pekerja untuk satu juta tahun
yang menarik kami untuk langkah suci kakinya.
Ia yang lupa bahwa ada yang harus kita tanggung,
yang mengenal apa yang dicabut dari bayang nasib kami.
Semarang, 2014