DESEMBER: PADA BINGKAI SULUR KABUT KAWAH
/I/
Kepada wajah desember yang belum terburai lalai akan kita. Di belantara sulur
kabut kawah itu. Lewat lensa mata kameramu. Engkau cetuskan muasal album
kita:
dari keras batu-batu
mulut-mulut kawah
gigil temperatur-temperatur
padas-padas tanah
dari bulan susut,
romansa desember kita.
/II/
Jalan-jalan berbaju terjal. Kerikil-kerikil menaruh pinta keabadian.
Di sini kita memagut mereka.
Kabut-kabut berbondong, menuju. Asal yang menamainya.
Di sini kita memanggil mereka.
Jejak-jejak tak berbekas. Dua pasang alas kaki, menjelma.
Asmara. Di sini kita memahat romantika.
Di sini kita dirikan nostalgi sepasang tubuh cinta
oleh kata
oleh tanya:
kau sintaku, aku ramamu
ingatkah?
(gambar oleh panitia antologi)
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini