dari lekuk nadi yang kami percayai
adalah ikhwal untuk menujumu
maka setelah kalvari, bukit mana
lagi yang mesti kami kembalikan
atas dosa masa lampau, puan?
adab tubuh kami berulang menghadapmu
tapi jalan di dunia terlalu luas untuk kami capai
biji mata kami masih biru karena langit pagi hari
meski berabad langkah kami tak setua nyala matahari
kepada puasa yang kami yakini
adalah ikhwal: senjata untuk melapangkan dada kami
untuk menghancurkan keinginan serupa debu
sebab padamu hanya kehendak dan rencana
alangkah langit musim hujan mencucuri kami
dengan air yang telah engkau perciki
dengan kelebat jubahmu, di nazaret itu;
semoga. semoga saja musim melalui kami
lebih daripada emas milik tiga raja
di tanah suci,
izinkanlah kami menghormati penderitaan kami
sendiri. mendirikan tugu batu-batu bagi darah
yang membeku atas pertumpahan kami sendiri
demi dicucukkannya pada putih bibirmu
puan, di sini, langitmu adalah perantaraan bagi silih
saudara-saudara kami yang memilih saling tikam
2013
Ajib!
BalasHapusAku menikmati..
terimakasih brother eko yang senantiasa berkunjung ke laman ini :D
BalasHapus