menatap kedua arah rel itu; tubuhku:
menunggu kereta datang hampir tengah malam.
tubuhmu: perjalanan kini, sunyi yang ingin dikosongkan
dari waktu yang terus menerus menghisap pandangan
2013
8.06.2013
MANGGARAI
engkau belajar menulis dengan menulis, engkau belajar membaca dengan membaca
Social Profiles
salam
turut bersukacita atas para pemerhati aksara yang telah singgah di pekarangan kecil ini...
-
hei bapak yang mati, aku melayang pulang hei orang miskin, kalian sendirian hei papa tua, aku tahu ke mana aku pergi bapak yang mati,...
-
kitaku, kita ingin saja menukar ingatan dengan sejumlah cerita fiksi. ingatan kanak-kanak kita, sekali lagi meminta untuk bisa terbang dari ...
-
Majalah budaya edisi September 2012 ini membuat 9 puisi saya. Antara lain: AKU BUNYI, KAU SUNYI DARI PONSELMU, DERING INI BERLE... -
terima kasih, dik. katamu. yang putus telah kembali; kamu telah susah payah mencari di toko ini-itu sampai ke toko mainan anak-anak. bagaim...
-
tertanda Bunda Guadalupe * kami persembahkan bebunga di kalung doa kami yang kami pujakan kepada salam namamu, Bunda. dengan segenap penga...
-
di antara orang-orang yang lelap, sebentar menjadi orang-orangan sawah dalam lengan lelah aku tetap berjaga bersama suara kelelawar dan b...
-
Majalah budaya tersebut memuat cerpen saya yang berjudul: MATA PECAH MATA PEJAM
PARA Perapal
Para Pembaca Setia
Suatu Masa
Blog Archive
-
Lalu Lintas Pejalan
Copyright ©
Scribere Scribendo Discere Discendo Disces
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini