Puisi-puisi ini dimuat di Koran MERAPI pada tanggal 6 Oktober 2013:
Huis
: peringatan kekasih
1. segalanya berjalan baik, kata seorang filsuf perancis
malam itu ada yang tak tumpas di braga. sebuah pameran
buku menumpukkan diskon-diskon yang selalu sama, dan
waktu di jam tangan bergerak pontang-panting seperti
dikejar oleh stand-stand pameran yang hampir tutup.
tapi segalanya berjalan baik, memang. kau berhasil
membaca mataku di halaman kesekian dengan judul
yang mulai lelah untuk bertamasya. aku baik-baik
saja, kataku
2. kau membeli gantungan kunci seruling, aku
menggantang tas yang berisi gantungan lainnya:
seplastik tumpahan kenangan yang ternyata kau
sembunyikan di bawah parfum cokelatmu. di toko
yang penuh batik-batik lama, kau berkelindan
memilih daster ukuran berapa, warna apa,
meski tak jadi. lain kali, katamu. lalu uang-uang
receh itu bergemerincing di lantai beserta
gandengan tangan yang tak mau dilepas
3. sepiring mie goreng bandung, sepiring nasi
goreng. kita duduk menghadap cafe dan toko
suvenir, lantas bertukar sendok bersama sebentuk
keasingan lagu-lagu pengamen jalanan yang mesra
di dalamnya
4. ah, aku melupakan pandora!
kau diam saja seolah kecupan itu
memperbisukan cincin pertunangan
: amin, katamu
2012
Bethesda
: sabat
ke mana gelombang itu bergoncang kembali, manisku
di sana segala pesakitan bersiap untuk menjatuhkan
diri, dari basahlah seluruh kegelisahan berpulang
menuju gelincir air yang sangat panjang—itu, mata
kita yang mulai takabur. gelombang itu takkan
kembali sampai hari setelah sabat datang, katamu,
tapi sabat ini begitu khusyuk menenangkan kolam
tanpa banyak arus-riak, sabat ini seperti menuntaskan
enam hari berjaga.
ke mana gelombang itu kembali bergoncang, manisku
tubuhku terlalu liat dan terlanjur sialan untuk menggantikan
hari-hari ketika air bersegera mengalir di rendah ketinggian
sampai dingin jantung ini berdetak pelan sekali. air itu, manisku:
kakiku yang lama memeram sampar sesabar antrean ini
sesabar pandanganku padamu
2012
Eroica, 50 Menit
: episode beethoven
ia kenang namanya dalam partitur-partitur
di adagio sekian, di angka nada sekian;
bonaparte, bonaparte,
ia catat nama itu berkali-kali pada sejumlah
gesekan, berkali ia menumpahkan kisah
khianat yang tak habis dipertunjukkan
di panggung-panggung opera atau tak
habis diperdengarkan dari bab tentang
bukit zaitun pada halaman-halaman injil,
pada oratorio-oratorio yang ia rangkum
menjadi sebuah orkestra tahun 1803;
di paris, ia ciptakan ingatan
selama 50 menit, dan 50 menit selanjutnya
dan selanjutnya, dan selanjutnya, sebab ia
percaya ingatan itu adalah sebuah simfoni
yang tak tertuntaskan sekalipun panggung-
panggung berhasil ia taklukan;
bonaparte, bonaparte,
lantas ia menjagal namanya, menggantinya
dengan judul baru
: eroica
2012
Interlude Kemudian
barangkali masih ada harga pada kesia-siaan
perjalanan kecil yang bersalin keluar dari mata pucat kita
bergantian membikin degup kita menyadari melupakan
apa yang ada di hadapan. sebab segalanya masai membiru
seperti wajahmu: menjemput langit yang kau namai
kekasih kepulangan—kita di antara seluruh kemudian
mesti berpegang tangan, mengekalkan penantian
di kesemulaan jalan yang tak terasa turun untuk pernah
mengalah dari dingin bahu kita
2011-2012
10.07.2013
PUISI-PUISI YANG DIMUAT DI KORAN MERAPI
17.26
No comments
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini