dini hariku semakin dikutuk lamis bengis, betapa tidak
musim menggelindingkan musim selanjutnya
menumpuk rindu-rindu yang bercakar kenangan;
udara basah selalu membikin kejadian diulang dan
berulang. tak ada hari baru sebenarnya;
langit yang sama, lalu saudara-saudaranya
mendung, gerimis, hujan, rembulan dan matahari
yang tak mampu menembus kegelapan awan.
aku yang payah masih saja setia mengasuh aku yang luka;
aku yang sunyi sedang menunjukkan jarum desember
bulan perkasa yang hendak membenamkan bengis ini dan itu
ke dalam pusar waktu tempat perasaan-perasaan berdiam,
melesapkannya ke tanah: rahim yang menerima
menyusui melahirkan dan melebur segala nasib
2014
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini