JALAN MENGHINDARIMU
menghindarimu, di hari-hari kerja yang payah
kesedihan setengah matang beserta mentah sukacita
santapan kami sehari-hari. matahari adalah penunjuk arah
ke mana kami temukan peziarahan; doa-doa yang kecut
setelah airmata kami menggugat kenapa ia mesti
dijatuhkan
sebagai bahasa perasan perasaan
hari-hari kerja, panen raya seluruh pekerja.
dipadamkannya
mesin penghitung kebahagiaan, karena keringat sama saja
dengan air mata; langkah-langkah kami hanya menuju
tanggal-tanggal merah dan kompas dari pantulan
langit-langit yang
berkecubung
: jalan kiri kepulanganmu
2015
JALAN
MENGHINDARIMU
rambu-rambu yang terpasang di kepalamu
memerintah kami untuk berjalan menunduk
sampai bosan kami mesti mengulang tanya,
tuan, tuhan di
mana?
kaki-kaki kapal kami terus maju, dengan
punggung
yang dibebani hutang-piutang masa
lalu, sepeninggal
firdaus, mata yang melek ini
sebenarnya buta;
lalu dengan menghindari riuh
dunia kini,
pandangan kami mengeras seperti
empu
yang sedang memercikki jimatnya
dengan airmata
kami memanggul segala yang
tertanam dalam diri kami
menuju rekaan sebuah jalan ketika
tuhan menciptakan cinta
manusia pertama sebagai kiasan
atas rasa sakit
yang pangkal pilunya sembunyi
kemana
2015
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini