air langit, kekasih kami, berkatmu kami jadi kanak-kanak lagi
kami bisa membuka pintu: keluar rumah, berlari-lari melintasi
jalan-jalan becek di kampung, menengadahkan kepala
seraya berteriak, “hujan, isilah tubuh kami sampai kami
bisa mengapung di antara gelombang air parit!”;
air langit, kekasih kami, tersebab dirimulah kami tahu
ada gelombang yang tak bisa kami lalui sendirian;
hujan, dan hujan tidak akan selamanya mengisi tubuh
kami dengan air seperti waktu dengan setiap detaknya.
pada jalan-jalan yang mempercayakan arah kepada
telanjang kaki-kaki basah kami, pada sisa percakapan
tentang kenapa langit tak juga mengasihani kami
dengan menurunkan sedikit batas antara akar rumput
dan lapisan ozon yang konon tipis itu, pada dirimu
kekasih kami:
luhurlah segenap perasaan-perasaan yang kelabu
atas nama riuh-senyap hujan
2013
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini