Mengonfrontasikan
“Sajak Sebatang Lisong” dan Puisi Ganjar
Catatan Gunawan Budi Susanto
Izinkan
saya memuat secara utuh sajak Rendra, “Sajak Sebatang Lisong”, yang
ditulis 19 Agustus 1977. Lantaran, inilah sajak yang disebut Ganjar
Sudibyo sebagai sesuatu “yang benar” – dan bahwa “berkesenian tidaklah
pantas bilamana terlepas dari kehidupan” (Pada Suatu Mata, Kita Menulis Cahaya, halaman 76 – selanjutnya hanya merujuk halaman), terutama pada bait terakhir:Inilah
sajakku./Pamplet masa darurat./Apakah artinya kesenian,/bila...