PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

7.20.2013

HARIPUISI INDOPOS, SABTU, 20 JULI 2013


Sebuah kolom HariPuisi di Surat Kabar INDOPOS pada hari itu memuat empat puisi saya. Kolom di surat kabar ini diredakturi oleh Presiden Penyair Indonesia. Berikut ini puisi-puisi yang dimuat:



KOLASE KENANGAN ( II )

sepanjang jembatan dengan pembatas berwarna oranye
di bawahnya rumah-rumah kayu yang menjerit
setiap kemarau tiba. di hadapan kabel-kabel tebal
pemanggul sepanjang jalanan ini,
langit memburat kuning-merah. setiap kali senja
adalah nyala waktu anak-anak; mereka yang bertaruh
kepak burung-burung dara, menyelamatkan satu
pasangan demi pasangan lainnya.

lanskap itu telah memindai masa depan
memutuskan yang lalu. kamu, risalah yang kini
dan yang sembunyi pada jarak. aku bentangkan
penantian yang lena seperti penjual kepiting
sendirian di trotoar.

sepanjang jembatan dengan kita yang mesra
lalu anak-anak pulang. jalanan lengang
barangkali aku tak perlu merapal
sebagai aspal dan segala yang berlalu


2013




KOLASE KENANGAN ( III )

langit yang kita cintai adalah bentangan jalan raya
bagi burung-burung. mereka itu yang membuat cerita
jarak sejauh apapun mesti dirangkul sebab kepak sayap;
kepak sayap yang membuat perjalanan dan pemberhentian
benar-benar menyatu.

langit yang kita cintai, biru apa adanya; awan-awan
adalah kisah penderitaan yang dimuntahkan seekor burung
yang tertinggal sendirian di antara burung-burung lain.
langit yang kita cintai tetaplah biru apa adanya
maka bersama waktu yang hablur, kita merayakannya
hingga tak ada lagi tebaran-tebaran cemas atas derita.

langit yang kita cintai, biru yang kita jamu;
orang-orang justru mengira itu adalah pandangan
yang minus dan tak sampai


2013





KOLASE KENANGAN ( V )

katamu, mendung adalah catatan keterangan tempat;
kita yang selalu bermawas-mawas: gumpalan kelabu itu
akan berhanti ataukah berlalu. katamu, jika hujan tiba
akan ada rezeki yang berjalan dari kejauhan.

sebuah pemandangan tentang kita, cuaca
tentang bagaimana orang-orang memesrakan diri
dengan kehangatan yang dirindukan pulang
masuk lewat daun-daun pintu basah


2013



KOLASE KENANGAN ( VI )

aku menemukan kalian di pasar karimata kartini
: ketakutan, kegetiran, keterasingan
yang menyatu, yang tak terbaca
dari sangkar-sangkar beserta sesak segala burung

“mereka ingin terbang, mereka ingin terbang
hinggap di langit, mengembangbiakkan
kebahagiaan di pohon-pohon”
kata seseorang

ini bukan tentang liputan-liputan kesedihan
orang-orang itu tak pernah sekalipun selesai
pada kecemasan yang menetap di dadanya,
orang-orang itu tak peduli berapa banyak
yang mesti diungsikan dari langit maupun
pepohonan

aku menemukan kalian di pasar karimata kartini
:ketakutan, kegetiran, keterasingan
yang disangkar dan tak pernah ada yang ingin
melepaskan, sebab orang-orang itu selalu
memelihara kecemasan di dalam sangkar
bersama kalian


2013



sumber: http://epaper.indopos.co.id/Main.php?MagID=4&MagNo=921&data=1