PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.05.2015

BAGAIMANA SEORANG COPYWRITER NEWBIE MENGASAH KETERAMPILAN BER-BAHASA?*





Judul : Saya Pengen Jadi Copywriter
Penulis : Budiman Hakim
Cetakan :  I, 2015
Penerbit : Indonesia Cerdas
Jumlah Halaman : xv + 187 halaman
ISBN : 978-602-8728-47-8


Ada banyak profesi yang beririsan dengan dunia tulis menulis. Mulai dari genre fiksi sampai non fiksi. Copywriter, sebuah istilah profesi yang sebenarnya tidak asing bagi saya. Sekilas mendengar istilah tersebut terkesan menarik dalam batin saya. Siapakah dan bagaimanakah rupa-kerja seorang copywriter? Sebelum saya menemukan deskripsi yang jelas mengenai tugas seorang copywriter, saya sebenarnya dibingungkan dengan istilah yang belum dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia tersebut. Lalu saya mencoba untuk membelahnya, maka didapatkan: writer adalah penulis, sementara copy adalah salinan, sehingga jika digabung maka menjadi: “penulis salinan”. Demikiankah? Ah... ya, itu tugas para pakar bahasa yang memasukkan lema-lema baru ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Namun, istilah tersebut saya rasa penting untuk dibahasa-indonesiakan. Bukan kenapa-kenapa, melainkan supaya nasionalisme dalam berbahasa semakin ditegakkan (alahhh...). Selanjutnya, saya mencoba mengorek-ngorek bagaimana “google” memberi klu terhadap definisi copywriter, begini saya memperolehnya:

“Copywriter adalah profesi di lingkungan periklanan yang bersifat komersial yang tugasnya menulis naskah iklan, baik untuk iklan cetak (print ad), iklan televisi (TV Commercial), iklan radio (Radio Commercial) dan segala macam bentuk komunikasi merek." (wikipedia, 2015)

     Selain itu, di sebuah situs lain (http://www.copywritingskill.com) mengartikan bahwa “copywriting pada dasarnya adalah ilmu mempengaruhi orang melalui kata-kata untuk menjual produk dan/atau jasa, menciptakan image tertentu di benak konsumen, untuk membuat orang menyetujui suatu ide, dan bahkan juga bisa untuk merubah budaya sebuah bangsa.” (tujuan terakhir keren juga tuh....)

         Ya, dunia copywriting sudah pasti tidak bisa dipisahkan dengan periklanan.  Saya tidak akan mengupas secara mendalam menyoal definisi terkait copywriter (sementara di buku Budiman Hakim juga tidak secara gamblang dijelaskan mengenai sejarah tetek-bengek copywriting). Saya hendak memberikan semacam testimoni kecil dari buku yang saya baca. Salah satu alasannya karena saya rasa menarik untuk memulai sesuatu tulisan di blog ini dengan tema yang agaknya berbeda.

         Budiman Hakim (melihat dari riwayatnya) adalah seorang aktivis copywriting. Dalam deskripsi tentang CV-nya di belakang buku tersebut, ia menyebutkan kurang lebih dua puluh tahun menjadi seorang copywriter (hal. XVI). Tentu bukan usia yang pendek dalam jenjang karier menjadi copywriter. Di buku Om Bud (panggilan umumnya) kali ini diulas tentang  bagaimana copywriter bekerja dengan bahasa yang mudah dicerna dan terkesan semacam transkrip dari percakapan sehari-hari. Om Bud tentu mempunyai pertimbangan tentang penyajian bahasa dan juga ilustrasi untuk pembaca berkalangan apa dan siapapun. Salah satu yang dapat diduga di sini adalah karena alasan pasar. Profesi copywriter memang belum banyak yang mengenal lebih jauh, namun bahasa dan ilustrasi yang menarik dalam buku ini memberikan pemahaman bahwa copywriter adalah sebuah profesi yang menyenangkan. 

        Merujuk pada isi buku, pembaca (baca: pembelajar) ditawarkan menjadi seseorang yang berproses menjadi copywriter terampil. Adapun tema-tema pembelajaran yang dijadikan bahan antara lain dimulai dari bagaimana merangkai kata hingga menjadi seorang risk taker. Pelajaran-pelajaran tentang copywriter dibawakan secara ringan oleh penulis dengan bahasa metropolitan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi yang bisa saja barangkali tidak semuanya nyata, tapi penulis tetap memposisikan diri sebagai provokator pembaca untuk terus menerus menyelesaikan pelajaran sampai akhir. 24 tema pelajaran yang ditampilkan dalam buku ini merupakan satu kesatuan. Bahkan pembaca diajak untuk merenung-renung seperti bagaimana kreativitas diperlakukan sebagai sikap hidup. Penulis menyertakan intisari di setiap bab pelajaran. Hal ini tidak lain untuk membuat pembaca mudah dalam menyerap pokok pelajaran di setiap bab. Lantas, apalagi yang belum dilakukan penulis untuk membuat pembaca bertahan dan nyaman?


Ada yang agaknya menarik dan dapat dijadikan prinsip sebagai awal kepenulisan (yang notabene bukan hanya untuk wilayah copywriting saja) di antara bab-bab pelajaran dalam buku ini. “Gue sih pengen latihan nulis tapi nggak tau harus nulis apa. Kalau kalian mempunyai masalah yang sama, cobalah gunakan rumus 3P” (hal.134).  3P itu antara lain, pengalaman, pengamatan, dan pengemasan. Prinsip ini merupakan pegangan yang mutlak mesti dimiliki seorang penulis manapun. Hal elementer seperti inilah yang kemudian menjadi buku ber-cover kuning-hitam ini semakin berbobot. Adapun penulis menawarkan teknik-teknik kepenulisan yang  mana jarang dibeberkan dalam buku-buku kepenulisan, seperti belajar dari mantra, belajar dari plesetan, belajar dari makna ganda, belajar dari teka-teki, belajar dari jokes, belajar multitasking, belajar dari supir truk. Pembelajaran semacam itu seolah memberikan dorongan kepada pembelajar untuk mengasah sensivitas terhadap lingkungan sekitar dan terlebih pada diri sendiri.



Sebagaimana iklan mempunyai hakikat sebagai ujung tombak dalam penglaris suatu produk, demikian copywriter adalah profesi yang semestinya mempunyai pedang berbahasa yang tajam dan mengkilat untuk menebas dan menembus keramaian pasar, sehingga profesi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Penulis kemudian memberikan nasihat-nasihat penting yang bertujuan dapat merangsang para pembaca untuk terus bergerak mengasah diri dan percaya bahwa copywriter adalah pekerjaan menjanjikan: "inti dari tulisan ini adalah kalau Anda mau jadi penulis maka caranya cuma satu: LATIHAN! Percaya deh! Bakat itu Cuma 1%, sisanya yang 99% adalah latihan dan latihan (hal.137). "...saya cuma mau bilang bahwa sukses hanyalah milik orang-orang yang berani". (hal.183)
 

2015
*Ditulis oleh Ganjar Sudibyo untuk keperluan semata belajar dari "hiburan"