PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

11.23.2015

MENCIPTAKAN AKU



sejak itu aku menciptakan langit mangsi di dalam dadaku sendiri
lalu musim baru yang menyemburkan kenangan-kenangan pada
sejarah yang mulai bisa dipatahkan. waktu telah membukakan mata,
kata-kata adalah pisau masa lampau yang kembali diasah dengan
didih nafas gambar-gambar catatan di hamparan kepalaku.

sejak itu aku menciptakan badai deraan perasaan pada ambang
cinta usang yang mesti dikemas dalam kardus bekas. sebab itu
aku tak hendak kembali gamang, apalagi menjadi lembek di hadapan
jalan yang tiba-tiba curam; puisiku, lahirkanlah sekali lagi cinta
dalam tubuh-cuacaku meski terasa mentah jika disayat

sejak itu, bahasa yang menggeleparkan teka-teki menciptakan aku
yang lolos dalam pandangan-pandangan polos


2015 

*) Foto lukisan berjudul "Believe Me" karya Josefina L.M.

MORFIN DI BANGKU KERETA



kita tak sedang bercanda, flu di tubuhku terus memburu
kota sarat lelah-wajah di perhentian selanjutnya;
kita yang sebenarnya sedang didera kabar,
pada jalan tak pasti, ke mana kita musti sembunyikan
masa depan?

peluit panjang, antrean para penumpang
aku berdiri meninggalkan kotamu, lalu kursi-kursi tunggu
seolah hendak menegaskan bahwa manusia pernah sendiri
di hadapan deret penantian.

pintu kereta dibuka, para penumpang menjemput bangkunya
masing-masing. di peron yang tak asing bagi kita. aku tak lagi
fasih menyebut namamu, mengingat kapan pertama dulu
kita memberi tanda pada yang berlafal perpisahan.

kita tak sedang bercanda, meski kamu menganggap ini biasa
sedang aku berusaha menertawakan nasib yang sama,
meminum morfin membuang perihnya lewat tatapan jauh
dari jendela kereta