PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

11.22.2011

VIGILI SEORANG WARIA TULI DI PINGGIR KALI BANJIR KANAL

yang datang atas nama luput bunyi doa panjang,
panjang sepanjang deras arus kali ini
antara geliat hunian triplek dan kayu
kerlip lelampu yang sama seksinya
dengan lelagu dangdut koplo
berjogetlah tuan!
bersama busung dada palsuku:

--terpujilah bahasa manusia yang dibungsukan
kemuliaan kepada kecemasan,
ia begitu sabar memerankan malaikat kecil
di malam sewaktu gambar bulan datang
mengambang sebagai jelangkung dengan luka jantung
pada lolong muka muka mata yang tak pernah menamakan
diri manusia


--salam ya suara suara telanjang
seperti permulaan saban orang orang pinggir
menuang airmata oplosan ke gelas bir
menenggaknya cepat sambil menahan getir
syahdu ini manja dan begitu harafiah
untuk diperdengarkan, diperdentumkan
ke gendang gendang telinga hampa udara;
o, siapa ia berkelamin hendaklah ia berjaga
di tempat yang tepat di petak umpat--
lalu sedapat dapatnya membaca-tafsirkan:
kepulangan lain tanpa bunyi, setelah tuannya
mengeramati celana dengan doa
sebelum berbuka.


2011

ATAS NAMA SAMPAN

atas nama sampan, tariklah aku ke luap sungai
ke negeri air bengawan—ke negeri
paling ngeri rakyatnya

atas nama sampan, kemudianlah kita menyatakan
bahwa air itu telah membakar rumah rumah
pinggir kali hitam. lalu aku melihat beberapa
petani mengairi hijau pepadi dengan
api hitam

atas nama sampan

dada kita telah sama sama sumpah
kepada setiap arus
untuk diangkat, diayunkan,
didorong ke pinggiran yang lebih
tenang riciknya. tak lagi jauh pasang
tak lagi berwarna api

atas nama sampan, nenek moyang kita
adalah perahu bocor



2011

KELUH KAU PASANG SORE DI JEMBATAN KARTINI

oleh karena sepanjang rumah di pinggir kali banjar timur kau panggil kematian
bertalu-talu yang berlalu lama mendiami isyarat kehilangan kota--peta yang
sebentar dilupakan orang-orang. seketika kau seolah dijatuhkan burung pelikan
sore itu ke air yang terbakar tanah. sore itu terlalu muda untuk kau maknai
sebagai angin yang lantang berlari dari selatan, dan derak jembatan akan terus
menyuarakan seberapa jauh kau mesti berkata kepada dirimu sendiri--
seberapa luas kau simpan keluh di kesesakan tanpa harus menyatakan
sesal demi sesal. sungguh kau, meski kelengangan jalan di sekujur jembatan,
sore inikah yang konon kau inginkan jatuh dari angkasa supaya bisa kembali
kau pasang bersama keluh yang berkelupas-lepas lewat celah hidumu
lalu bercerai satu satu?


2011

ELEGI YANG MENULISMU KEMBALI

tertanda m.p.


"1.
ada wajah ada yang mulai
menulismu dengan hati-hati"


maka kau kembali kepada waktu yang pernah
menyempurnakan muasal rajah di tubuhmu:
o, dengan penghiburan kutulis nama
dengan kesesakan kutulis nama,
nama itu engkau yang turun menjadi
basah ke pipi. basah menjadi putih di bibirmu


karena sejatinya segala peristiwa yang demam
tak akan membuatmu pucat, atau sepasi harapan
yang suatu waktu kuletakkan di dingin telapak
tanganmu:
inilah pertemuan yang kusangsikan
inilah pengembalian yang pernah kita percintakan
tanpa perhitungan


"2.
ada puisi mati-matian merayumu
memisahkan antara kata dan cinta"


dengan apa lagi isyarat perjalanan mesti membuatmu
berpaling dari kematian yang sengaja dipisahkan
atau kau musnahkan sebagai pengasinan
--penghidupan. kata telah sedemikian iba
menemanimu di kesunyian di jalan-jalan
menuju petang sepanjang trotoar katedral.
cinta telah sedemikian terlanjur terbutakan
oleh kedua matamu yang berkilau redup-redam,
karena di mataku selamanya kita hanya alangkah


"3.
pertemuan seumpama kemabukan
kesakitan yang melengkapi bahasa lain"


tak ada penyebab yang pasti. aku cuman kehilangan
mimpimu. pesakitan yang rakus membuat kau
semakin jauh dari jejakmu sendiri. tak ada penyebab
yang pasti. kenapa mesti memabukkan percintaan
yang kembali kita tikam pelan-pelan, kekasih



2010-2011