PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

9.09.2010

ALEGORI PASAL-PASAL DI KITAB USIAMU


tertanda 100989



PASAL 0

bangunan lama rupanya telah mendirikan sesuatu

di hari minggu legi pagi sewaktu air ketuban melulur

dari rahim ibumu menuju tangismu. sesuatu itu

menubuatkan tentang nasihat


“kelahiran adalah ibuketiadaan.”


PASAL 1

maka terkuaklah bangunan lama

mengapa ia ada dan mencipta

riwayat di balik nama kanakmu. ketahuilah,

ia hanya terjadi karena pintu yang terbuka

setelah airmata mengetuk perlahan.


PASAL 2

ada nyanyian ninabobo, sayup

semakin kecil dan kecil

datang lewat puting susu eyangmu. nyanyian

itu menanggalkan sangkakala dari malaikat

yang mencoba menyerahkannya

kepada ibumu.


PASAL 3

apakah sakit yang kau kandung bermula

setelah bapakmu menghamili perasaan

tentang neraka. bahwa surga tak ada

di atas sana….tak ada di pikiranmu,

namun ada di perasaanmu yang sewaktu-

waktu bisa berlumur darah.


PASAL 4

siapa rumah yang merawat bayisepi

pada botol susu tawarmu saat kau teguk

di bawah pohon jambu bangkok,


nak?


PASAL 5

gigi-gigimu masih putih

berat badanmu masih normal

kulit tubuhmu masih kuning langsat

ingatanmu masih menyala

:

bau pasar yang terbakar di belakang

persinggahan simbah.

- maka berasaplah segalanya

gigi, berat badan dan kulit tubuh

bahkan ingatanmu -


PASAL 6

jangan malas menghafal siang

nanti kau tinggal tanpa mengenal

di mana bapak-ibu menghukummu

hampir setiap kali mata tak mau

pergi ke ranjang.


PASAL 7

ingatlah berapa buah jambu air

yang kau jatuhkan ke selokan

sehabis mual-mual mencium

air kencingmu.


PASAL 8

“tidurlah yang nyenyak, ya

biar cambuk di punggungmu

lekas merah.”


PASAL 9

di waktu maghrib, teras rumah

menjadi saksi nasihat bapakmu;

airmata tak mengenal waktu.


PASAL 10

sepeda baru untuk satu dekade

kaki baru untuk belajar mengayuh

menuju pengertian tentang

j a t u h.


PASAL 11

malam-malam ingin berkhianat

seperti teman sekampung

melarangmu bermain petak umpet.


PASAL 12

bagaimana penafsiran tentang kebodohan

pertanyaan yang mengakhiri jawaban

ke atas meja belajar,


“aku tak akan bertanya kepada bapak lagi?”


PASAL 13

chairil anwar sedang baca puisi

di perpustakaan sekolah!


aku

?


PASAL 14

maaf, Bunda. aku belum mengerti

sebab sepeda yang kukayuh dengan gigil

hampir setiap pagi buta

tetap saja tak meredakan hujan

di basah doaku menujuNya.


PASAL 15

barangkali atap rumah tahu

mengapa ia melarangku

menghisap rokok

dari kembang jambu. atau

penjual jajanan yang merasa getir

melihat dua anak nekat

mencoba rokok buatannya sendiri

tanpa mengenal salah.


PASAL 16

penyakitmu hampir saja matang

di tempat pengaduhan baru

kekasih yang haru;


berbahagialah kau, karena

obatrindu telah berpulang

ke tempatnya masing-masing.


PASAL 17

mari, datanglah kepadaku

sebab aku adalah bapak

bagi sejuta tisu untuk mata

yang tak pernah berhenti sembab.


PASAL 18

ternyata aku bukanlah

seorang marxist jalanan

yang bukan gandhi, che

lenin, hitler, freud

soe hok gie ataupun chairil.

ternyata aku tetaplah

seorang AKU


PASAL 19

cintailah jalan panggilanmu

sebagaimana kau mendamaikan

peziarahan atas persinggahan

orang-orang yang memakai hati.

cintailah hati, karena ia tak bisa

membusuk.


PASAL 20

ada saja yang tak sampai

mimpi-mimpi saling menandai

pada kemudian hari ketika kompas

di dadamu mulai terpahami;


ada manusia peramal isyarat

jauh di bawah sana!


PASAL 21

maka tinggallah dalam lena,

semi sakura negeri matahari

kincir-kincir angin amsterdam

nyanyian sorga caledonia

masjid dan gereja yerusalem

dari kota inilah. semarang berkabar

tentang angin ke utara dan barat

tentang tempat-tempat waktu kau

duduk menangisi sisa usia yang bahagia.

PASAL ....

ketahuilah atas kesejatian ini,

aku tak ingin hidup seribu tahun lagi

tanpa cucu yang memberi tumpangan

ke mana hayat diabadikan atas segala peristiwa.

segala peristiwa yang mengadakannya.



Semarang, 2010

BEBERAPA CATATAN KECIL YANG DITULIS MENJELANG LEBARAN


:IBU,

kucium kakimu

mekar kembang sorga


izinkanlah khilaf ini

mengirimkan maafmu

kepadaku. bu


:BAPAK,

di petuahmu yang lalu

usiaku masih menyaksikan

lebaran yang sama


di kesalahanku yang dulu

permintaanku selalu sama


tak ada oedipus kompleks

di doaku


:EYANG,

maka sudilah memaafkan

malaikat yang kau titipkan

untukku


sebelum tidur

ia seperti kehilangan sesuatu.

salam yang beterbangan

tanpa sayap


dan kini, malaikat itu bersimbah zikir

memintaku memakai sayap


:SIMBAH,

sejumlah perjumpaan kita

rasanya selalu kenang di malam takbiran


bedug-bedug yang mereka pukul

obor-obor di nyala purnama

mengirim beberapa pesan

lewat telinga kita bahwasanya

doa-doa lafaz lahir

dari batin manusia keras kepala


“kasihilah umur-amal-puasa kami”


:KEKASIH,

dirikanlah masjid yang cocok

dan cukup untuk perasaanku

tanpa menyingkirkan

bebatu yang dibuang oleh para tukang bangunan

juga cawan yang senantiasa ingat darahku


:AKU,

m a a f

sudahlah

segalanya ingin

d a m a i


:ENGKAU,

alhamdullilah…


Semarang, 2010