PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

1.26.2010

APAKAH TANAH INI PENUH PENCURI, ATAU SUDAH?


(“tanah air \-ku tidak kulupakan \kau terkenang\ selama hidupku....”)


sudah di waktu empat-lima tanah ini bebas dari para perompak asing. lalu tanah ini menjadi tempat para penduduk menempa diri. mendirikan rumah. mendirikan sekolah. mendirikan rumah sakit. mendirikan trasnportasi. mendirikan bank. mendirikan nusa. mendirikan bangsa. mendirikan negara. mendirikan hidup.


sudah di waktu empat-lima tanah ini mengenang sejuta pahlawan. mengenang para pembela bendera merah-putih. mengenang nisannisan di taman makam para pejuang, melupakan wajahwajah kemunafikan. mengenang padang doa bapak-ibu-anak tanpa bertanya tentang pengabulan.


sudah di waktu empat-lima tanah ini. namun, masih saja ada para perompak dan wajahwajah kemunafikan. di antara ruangruang gedung perkantoran, bilikbilik ruang kerja pejabat, mobilmobil mahal berplat merah juga di antara kolongkolong jembatan, perempatan jalanan dan di depan layarlayar digital.


tanahku, tanahmu, tanah kami, tanah yang dilupa dan tak, tanah yang dikenang dan tak. selama hidup. selama mati. sudah di waktu empat-lima tanah ini kembali sebelum di waktu empat-lima?tanah penuh pencurikah, atau sudah?



2010

BERITA TV: MUTILASI ANAK JALANAN


siapa pelakunya, pelakunya siapa?ternyata dia. babe, bapak angkat kami.

yang telah lama ia menjadi bapak di persimpangan jalanan, trotoar, malmal

dan kolongkolong jembatan. tapi, mengapa ia dan mengapa kami?diborgol

karena temanteman kami yang sudah bergentayangan di antara tengadah

dan lagulagu kami. kami bisa saja menjadi hantu bagi babe kami itu. kami

bisa saja melebihi babe. memutilasi mimpimimpi kami sendiri meski babe

lain masih banyak di sekeliling kami.



2010

PEJABAT BARU YANG LUPA SILA PANCASILA


bahkan, engkau sungguh lebih rendah dari ibuibu penyapu jalanan di

sudutsudut kota barumu. kampanyemu memang memesona kami. kami

yang lebih mudah kena tipu dari pada untung. setelan jas dan mobil baru

engkau kenakan pada wajahmu yang kau pasang serius itu. padahal,

engkau tak sejenius yang kami kira. menjawab tanya sila pancasila saja

hanya ditinggal cepat langkah kaki menuju rapat hanya ingat berapa harta

kampanye yang kembali di kepalamu saja. lalu engkau bicara kepada kami:

saya masih belajar jadi pejabat. masih baru.



2010

BERITA TV: GEMPA HAITI


skala ritcher tibatiba muncul. di bumi kami. di terra kami. di

desa-kota kami. haiti kami. sembi-pilu jadi sampul desa-kota kami.

gedunggedung. rumahrumah. bangunanbangunan. semua telah

menciumi tanah yang menyertai mereka berdiri tegak. namun,

rumah sakit masih berdiri sehat di

kepala kota kami. kami bersyukur. bersyukur.


awanawan kelam mengarak ribuan lebih handai-taulan kami yang

terkakukaku sehabis kejatuhan reruntuhan kakikaki bangunan. hujan

bantuan pun datang untuk kami untuk tunawisma yang berwajah

pengemis ini. sayang, perut dan tenggorokan kami yang semakin sepi ini

semakin tak tahan. hingga sebagian dari kami menjadi penjarahpenjarah

yang ulung. dan yang sebagian lagi hanya bisa menahan derita -mungkin

mencintainya lebih- lalu memendamnya dalam doa: tuhan kami telah

memberkati gempa di kediaman kami. kami bersyukur. bersyukur.



2010

1.01.2010

DI JENDELA ITU, AKU MENERJEMAHKAN DIRIKU


:2009


aku adalah langit mendung di mata hujanmu

awanawan yang berarak menujumu adalah

serumpun harapan bagi gelincir embunembun

kepada risik pucukpucuk rerumputan lalu disimpannya

pada tanah berpijak


aku adalah jelmaanmu

pada setiap lembar hari di sisi tinta ceritamu

lalu menahun hingga aku tak ingat lagi

kapan sesekali kita berbicara tentang

kelepakkelepak burung duka

tapi aku selalu ingat akan cinta ketika

sepasang merpati itu muncul di sangkar februari kita


aku adalah langit mendung di mata hujanmu

dan menjelma:

puisipuisi dulce yang tak kenal luka


aku adalah mereka

rautraut pena yang abadi

karena kita tak pernah berhenti

menulisterjemahkan ribuan isyaratisyarat cerita

di depan jendela itu.


(ya, cinta memang tak seperti sepi yang kita kira)


2009

MALAM TAHUN BARU DI PERBATASAN PETA KOTA


sepertinya, kau tak perlu memandang

letupan titiktitik warna yang meruparupa

di kediaman langit

di bilikbilik galaksi bintang yang ada

di atas gedunggedung menjulang antara kotamu dan ku

sehingga menyalalah malam bagi pelupuk mata kota kita.


sepertinya, kau tak perlu mendengar

bunyibunyian terompet

letusanletusan petasan juga kembang api

menjadi kebyarkebyar di langit gulita

dan di setiap sudut detik menjelang

tamatnya angka 31

untuk semua tempat yang sempat kita kenangkan

tak terkecuali malam ini

di garis batas kotamu dan ku.


2009