1.15.2011

DI SUATU SABAT DI SUATU BAIT DI ISAK SEORANG LUMPUH


demi sabat. izinkan aku menirukan imanku, tuan. isak biji sesawi perlahan

menyemat api putih di ruas-ruas telapak kakiku. betapa ruh ini ingin mengajak

ranjang berlari mengejar babi-babi ke pelosok jurang sembari memanggil

nyanyian eksorsisme tarian yang kerap mendengung di telinga-telinga farisi

dan ahli taurat. demi sabat. maka aku akan segera menggedorkan langitkota

ke tengah orang-orang sewaktu tiba ceramah. isak ini, tuan. isak tanpa pahit

yang kau janjikan padaku untuk sebuah hari, yang kelak mengusung kalvari

bagi jalan-jalan dari semua desa di galilea, yudea, dan yerusalem. mengusung

kutukan tak terampunkan bernama takut. isak ini adalah kunci pintuku

atas kedatanganmu sebagai tabib, lebih dari rahib.


dengar,

dengarlah yang membaca ratapanku di setiap lukabait!

sebab, kalian telah berulang melihat isakku yang terbakar

oleh ibukelumpuhanku sendiri. mengangkat ranjangku yang dulu

mengembalikan surga biji sesawi di letak cinta yang tepat

jauh dari dosa yang likat dan ruh yang sesat.


demi sabat. aku berterimakasih pada segala isak

yang menyembuhkanku dan mendatangkanku pada bapa

di suatu masa.



2011


0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini