PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.02.2014

TERSEBAB SINDU (TUAN PENDONGENG ANJING API)



dini hari dalam halaman-halaman bukumu
kutemukan seekor anjing menyalak di hadapan
dongengmu: malin kundang keluar dari nyala televisi
yang separuhnya hampir terbakar oleh kemarau panjang;

dunia kian riuh, sindu. malin tetap tak percaya benar
ia dikutuk ibunya – jauh di seberang pulau, laut jawa
yang perkasa  kini menyimpan suara-suara panggilan
burung-burung yang tak kembali. sarang yang semakin
tak mereka kenal, sebab kota-kota telah pengap
diikelilingi hitam sungai, pohon-pohon tumbang
digantikannya gedung-gedung bertingkat seribu satu

zaman yang berang, kekupu hanya menelorkan
kepompong-kepompong busuk, rama-rama
yang kehilangan rumah, kelelawar petang hari
mengunyah buah-buah doa yang ritusnya tak dijaga;
lalu gerhana yang katamu mengajak sangkuriang
mengaku dosa di depan wajah-wajah barbie
di salon-salon kecantikan – nah, ke mana anak-anak
sekarang mendandani diri dengan layar-layar video kekerasan
dan buku-buku pelajaran menjadi robot penyantap
mie instan?

ya
ya
...ya
sindu

dini hari aku melihat api di ketinggian 1000 kaki
lewat bahasamu mau kau apakan sejarah dan kisah
yang tak akan pernah bisa menjadi abu;
barangkali hanya ada sayup gonggong anjing dari kejauhan
melihat negeri yang ngeri dilupakan tuannya



2014

DESEMBER YANG IBU



dini hariku semakin dikutuk lamis bengis, betapa tidak
musim menggelindingkan musim selanjutnya
menumpuk rindu-rindu yang bercakar kenangan;
udara basah selalu membikin kejadian diulang dan
berulang. tak ada hari baru sebenarnya;
langit yang sama, lalu saudara-saudaranya
mendung, gerimis, hujan, rembulan dan matahari
yang tak mampu menembus kegelapan awan.

aku yang payah masih saja setia mengasuh aku yang luka;
aku yang sunyi sedang menunjukkan jarum desember
bulan perkasa yang hendak membenamkan bengis ini dan itu
ke dalam pusar waktu tempat perasaan-perasaan berdiam,
melesapkannya ke tanah: rahim yang menerima
menyusui melahirkan dan melebur segala nasib



2014