PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

8.28.2015

BEBERAPA DARI EMILY DICKINSON


Emily Dickinson (10 Desember 1830 - 15 Mei 1886), penyair Amerika pada abad kesembilan belas yang lahir di Amherst, Massachusetts di sebuah keluarga terkemuka yang dikenal sebagai supporter lembaga pendidikan lokal. Kakek Emily, Samuel Fowler Dickinson, adalah salah satu pendiri dari Perguran Tinggi Amherst, ayahnya menjabat sebagai Pengacara dan bendahara di lembaganya. Selama kebangkitan agama yang melanda Massachusetts Barat pada era 1840-1850, Dickinson menemukan panggilannya sebagai seorang penyair. Salah satu penulis biografi dirinya menyatakan bahwa Dickinson memilih untuk menjadi penyair yang menggulati Malaikat dalam Kitab Yakub. Sebagian besar karyanya tidak hanya mencerminkan saat-saat kecil tentang apa yang terjadi di sekelilingnya, tetapi juga dari tema pertempuran dan tema dari apa yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai contoh, lebih dari setengah dari puisinya ditulis selama tahun-tahun selama Perang Saudara Amerika. Pada saat hidup, tidak lebih dari 7 puisi Dickinson yang diterbitkan di antara 1.776 puisinya. Dickinson meninggal di tempat kelahirannya di Amherst, Massachusetts. Berikut ini saya terjemahkan secara alakadarnya beberapa puisinya yang terkumpul di Coradella Collegiate Bookshelf Editions:


Kemarilah Perlahan, Eden!

Kemarilah perlahan, Eden!
Bibir yang melekat padamu,
Yang canggung, menghisap melati daripadaMu,
Sebagai lebah yang pingsan,

Menyentuh di ujung bunganya,
Memutar dengung tubuhnya,
Menghitung nektar -memasukinya,
Lesap dalam cairan!



Hidupku Terpejam Dua Kali Sebelum Dipejamkan

Hidupku terpejam dua kali sebelum dipejamkan;
Hidup yang masih juga belum bisa melihat
Bilamana Keabadian menyingkapnya
Sebuah dunia ketiga datang kepadaku

Sedemikian besar, sedemikian sia-sia dalam angan,
Karena ini kali kedua yang menimpa.
Perpisahan adalah surga yang semua kita tahu,
Dan semua yang kita butuhkan dari neraka.



Sukses adalah Hitungan Termanis

Sukses adalah hitungan termanis
Oleh mereka yang tak pernah berhasil.
Untuk mengerti sebuah kemanisan
Mengharuskan perih kebutuhan.

Tak satupun dari semua tuan kemenangan
Yang mengambil bendera hari ini
Bisa mengungkap arti itu,
Jadi jelas, kemenangan

Saat ia, sekarat, dikalahkan,
Padanya pendengaran yang terlarang
Bentangan yang jauh dari kemenangan
Mematahkan dan membersihkan yang menderita!



Jiwaku, kita akan melupakannya!

Jiwaku, kita akan melupakannya!
Kau dan aku, malam ini!
Kau barangkali lupa kehangatan yang ia curahkan,
Aku akan melupakan cahaya.

Ketika kau telah melakukannya, doa yang mengatakan padaku
Bahwa aku bersama pikiranku bisa saja redup;
Gegaslah! agar saat kau sedang di belakang
Aku mungkin saja mengingatnya!



Ini Suratku Untuk Dunia

Surat kepada dunia,
Yang pernah ditulis kepadaku, --
Kabar sederhana yang Semesta ucapkan,
Lewat kelembutan maha agung.

Pesan yang ia serahkan
Demi kedua tanganku yang tak bisa melihat;
Demi cinta kepadanya, negarawan yang jelita,
Panggil aku dengan lembut!



Silsilah Madu

Silsilah madu
Tidaklah melulu soal lebah;
Setangkai semanggi, setiap saat, padanya
Adalah kemaha-megahan






*Sumber gambar: http://fineartamerica.com/featured/emily-dickinson-watercolor-portrait-fabrizio-cassetta.html

Semarang, 2015