PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.28.2011

MORTI

tersebab lucia

kau ingin sekali bercinta di laut terang itu--
air yang kau bayangkan sebagai ranjang lima dimensi
menelanjangimu lekas mencoba lekang menyamai kesunyian
ah, betapa sahaja ruang yang kau bangun di basah rambutmu
sama seperti sekujur tubuh melayang dari kedalaman:
kau sebut itu kematian, kau panggil itu kehidupan


kau ingin sekali bercinta di laut terang itu--
menyetubuhi keasinan pertemuan dengan desah terasing
menggema dalam mercusuar yang kosong, hingga tak ada imaji
seorang kekasih memerankan seorang bintang porno
sungguh, tak ada kau di sana, tak ada kilap buah dadamu
sebab betis dan ujung kakimu berkulit lumpur abu kelu
maka lebih baik setubuh diam ini mengantar masa lalu:
kau sebut itu kematian, kau panggil itu kehidupan


kau itu
itu kau


2011

12.21.2011

UFUK YANG BERANGKAT

tak ada akhir, kata paz
kita adalah seni yang kembali
bening sepercik basah mata
menghuni kehilangan demi kehilangan
sampai datang bab kesepian van gogh
yang ia namai warna. siapa dapat
mengatur masa depan, sebab igauan
berangkat lebih dulu bersama ufuk
di perpisahan bahasa kita



2011

12.20.2011

SAJAK-SAJAK JIM PASCUAL AGUSTIN

LANSKAP

sepuluh kilometer dari laut,
dua dari rentang pegunungan
menjulang di atas bagian
kota. tiga di pagi hari
mendengarkan angin
yang terdengar lebih
seperti gelombang menerjang.

rumah terlihat masih
seolah-olah ada sesuatu
terjadi. dekat gerbang
dari flat ini kami menyewa
sebuah pohon Van Gogh,
tetapi aku tak dapat melihat bintang-bintang
dari jendela yang terkunci

seperti semua pohon lain
pada seketika di kota ini,
sedang berjuang
dengan laut tak terlihat

setengah dunia jauhnya,
tanah di mana aku pertama kali
menyentuh pohon dan melihat
tertiup lanskap angin
pada kulit mereka



DALAM LABIRINMU

Anak empat bulan,
kau meratapi tanpa
air mata.

Botol di sisimu,
kerincingan bib keriput, berdetak diam,
dan ibumu,

Semua enam belas tahun dari dirinya
Aku tidak bisa mengatakan bahwa kau telah dicuri.
Mungkin sisihkan

di suatu tempat
dalam labirin
kebutuhanmu.

Mengajarkan kita,
untuk memahami
bahwasanya paling rapuh dari binatang,

Apa yang kau gelisahkan.
Tentang kesabaran kita yang diukur
pada sendok teh,

Mungkin saja itu tidak akan pernah
cukup untuk mengukirmu
demi cinta


*Jim Pascual Agustin adalah penulis Filipina yang tinggal di Afrika Selatan. Sajak-sajak tahun 1997 ini, diterjemahkan bebas oleh Ganz.

12.19.2011

APOLOGIA: BECEK INI MENGANTARMU

tertanda timur budi raja


beginilah bahasaku mencoba menerjemahkan serak bahasamu
sejeda sunyi itu mengingatkan atas perjalanan buta dan tua
yang bilamana dikekalkan akan semakin hijau dalam pikiran
atau cokelat tua melikat-kilat di kulitmu. beginilah bahasa tubuh
perjumpaan tanpa banyak perjanjian. seketika pelajaran tentang
sastra yang pingsan seumpama kota yang lekas becek di penghujan,
seketika itu juga langit begitu kotor untuk mengenakan rumus permohonan
maaf: kebersahajaanmu


2011

12.13.2011

PUISI-PUISI KECIL YANG MENULIS DIRINYA DI DESA MERAPI



MEMECAH PERSEMBUNYIAN


tak perlu kau sembunyikan dirimu ke rekat
rerumput di sisi-sisi jalan yang coba kau
tirukan bayangannya. kemarilah, duduk
bersama kami karna kami tak sedang melarikan diri
dari bungkuk pinggang atau keringat bibir,
bahkan mempercayai batang singkong yang kami
cabut akan tumbuh kembali dengan umbi paling besar
esok lusa. ladang mengisyaratkan kami gerak tunas
tembakau menyempit menujumu. barangkali, dengan
gendar dan tempe di lidah kami, siang semakin
mengetahui betapa lunaknya persembunyianmu.
atau mungkin kau sedang meniru bayangan keranjang
di samping kami?


2011



JALAN MATA ANGIN TELOMOYO

fajar ini tumbuh-tumbuhan yang memanjang
dari tanah bahasa telanjang nenek moyang
--kita memburu basah di seluruh pucuk daun kol
merekam setapak-setapak yang berdebur
mata angin jauh dekat gunung itu


2011



YANG BERJATUHAN ITU TERKELUPAS DI KAKI

angin bambu-bambu meniadakan kehilangan
ialah kesunyian di sudut mata seorang anak
sepulang sekolah bersama lekuk rerumput
yang menatapinya. lalu segalanya mengeras
menunggu kejatuhannya setelah jejak terkelupas
dari kaki menuju kaki


2011



MEMBEKUKAN API, MENIKAHI ABU

suara kita timbul dari gosokan kedua telapak tangan kita
seperti patahan kayu-kayu itu ke dalam pokok api
sebelum menikahi abu. itulah diri kita yang sangsi
seraya berharap bisa membekukan api, segigil air
bak kamar mandi, kemudian pikiran-pikiran hangat
mencoba berjoget di dalamnya


2011



MENYEMPURNAKAN ANGIN SUNYI

entah dari mana angin ini tiada memanggilmu
dari keramaian bisu bambu ataukah tanah ladang
yang saling ingin digemburkan.
demikian para petani mencerabuti sunyi
sebermula bunyi rerintik keringat cangkulnya--
sesempurna perjalanan panen ketela


2011

12.06.2011

SEBAB BARA MELEMPAR CANGKANG

mungkin tak ada keheningan lebih dari kerobekan suara tepi pantai
pun malam dan bintang-bintang dengan paruh bentang dadamu.
sekian kali, aku bermaksud menjadikan seluruh tepian ini
senja selamanya tanpa kau, juga waktu selanjutnya.
sekian kali, malam adalah putaran asing, timbul jauh dalam
kobar unggun sepanjang ia mesti dipelihara sebagai api berbentuk
kesunyian. kita telah habis mempercakapkannya: batu-batu karang
serupa gua kematian sebuah zaman. kita telah habis menggetarkannya:
melempar cangkang seisinya hidup-hidup. inilah kemerdekaan sebenarnya:
proklamasi telah kita sampaikan sampai jari-jari lepuh dan suara hening runtuh
berulangkali, seperih terang-padam naik perlahan dari ruh bara waktu itu:
mendekatlah, segalanya mencair bebas di letup inti api di sampingmu
--tak terkecuali timbunan keterasingan.


2011