PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

2.24.2012

DEMIKIANLAH

: perayaan berkekasih


di cihampelas, kita makan lotek, membeli kaos dan tertipu
waktu itu, aku mempercepat kita--kau dikejar travel,
aku mesti ke terminal. di cihemplas, aku kehilangan
kalimat-kalimat romantis yang mesti kuucapkan kepadamu,
manisku. tentu, aku tak lagi belajar menawar harga
sepatu sandal itu: ini perihal yang membuat kaki-kakiku
berat untuk melangkah. tak ada perpisahan, ini hanya
sebuah kepergian, katamu. ya, sebenarnya aku ingin
meniitipkan bayangan tubuhku untuk kau simpan
rapat-rapat ke dalam sebungkus tisumu. tapi demikianlah
cahaya membentuk gambarnya sendiri, demikianlah
kita memaklmumi bahwasanya kepergian ini akan berlalu
secepatnya. secepat kita kembali pada peristiwa ini. demikianlah
ciuman itu kutanggalkan pada pipi kirimu. dan kita terjebak
pada seluruh himpitan toko-toko, kau seperti mencoba
tak peduli apa itu kenangan. demikianlah, aku mengambil
jarak tentang kecintaan kita: nyawa dari separuh pertemuan ini
akan menghantar kita pada lembar-lebar ketegaran tisu yang
selanjutnya, manisku


2012

HUIS

: peringatan kekasih


1. segalanya berjalan baik, kata seorang filsuf perancis
malam itu ada yang tak tumpas di braga. sebuah pameran
buku menumpukkan diskon-diskon yang selalu sama, dan
waktu di jam tangan bergerak pontang-panting seperti
dikejar oleh stand-stand pameran yang hampir tutup.
tapi segalanya berjalan baik, memang. kau berhasil
membaca mataku di halaman kesekian dengan judul
yang mulai lelah untuk bertamasya. aku baik-baik
saja, kataku

2. kau membeli gantungan kunci seruling, aku
menggantang tas yang berisi gantungan lainnya:
seplastik tumpahan kenangan yang ternyata kau
sembunyikan di bawah parfum cokelatmu. di toko
yang penuh batik-batik lama, kau berkelindan
memilih daster ukuran berapa, warna apa,
meski tak jadi. lain kali, katamu. lalu uang-uang
receh itu bergemerincing di lantai beserta
gandengan tangan yang tak mau dilepas

3. sepiring mie goreng bandung, sepiring nasi
goreng. kita duduk menghadap cafe dan toko
suvenir, lantas bertukar sendok bersama sebentuk
keasingan lagu-lagu pengamen jalanan yang mesra
di dalamnya

4. ah, aku melupakan pandora!
kau diam saja seolah kecupan itu
memperbisukan cincin pertunangan
: amin, katamu


2012