PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

1.08.2009

After Moon and Stars



In the darkness

Your body still appear

When your soul light up in the emptyness

My songs fill into your ear

After the moon and stars,

Glow on the surface of night sky

And my eyes slipped away

After the moon and stars,

tell me, “I wanna paint in your dreams”



When smile painted on the night sky

20081202/SMG

Perupa Tinta di Atas Kanvas



Di atas kanvas peluh penuh. Guguran malam membekas masih. Tapi kau tetap ingin melukis pagi. Dengan coretan pena tuamu. Dan, kau coba menghapus bayangan kelam. Kau sapu lembut dengan lelehan keringat.


Di atas kanvas penuh peluh. Guguran malam terhapus telah. Tapi jejak malam mengukir masih. Kau tetap ingin melukis pagi. Kau jejakkan hiasan pagi ke dalam kanvas. Kau titikkan tinta fajar. Dan, mulai membariskan imaji. Pagi lebih indah daripada malam tadi.


Dia atas kanvas penuh peluh. Kau tinggalkan goresan tintamu. Mozaik-mozaik baru tercipta. Baris-baris warna menggelayuti tiap serat kanvasmu. Kau terhanyut dalam goresan penamu.


Di atas kanvas peluh penuh. Kau lukiskan sang surya. Tapi, rembulan masih menetes di kalbumu. Kau lelehkan kenangan. Hiasan malam kau pudarkan sudah. Dan, kau retakkan warna-warna pelangi. Membentangkannya ke dalam goresan penamu.


Di atas kanvas penuh peluh. Penamu bertarung. Menikam bintang. Lalu menghempaskannya ke dalam pelukan sang terra. Mencoba melekatkan buih-buih fajar dalam dekapan penamu.


Di atas kanvas peluh penuh. Kau merengkuh fajar telah. Melekatkannya ke dalam penamu. Dan menuangkannya di tiap serat kanvas. Lalu menempelkannya di relung-relung jiwamu.

Smg, Okt`08

PERHAPS

;dear glorious eyes

Perhaps,

the words don`t let u go away

from this night.

Perhaps,

many days cross over

into the black light.

Perhaps,

the wind keep on twisting

and the ice

would be a reverie.

Perhaps,

the world

freeze

in the deep night

of your glorious eyes.



20081215/SMG

Be a moon,brighter in the darkness

So long, maybe

If the purpose look so far

So long, maybe

If a years to be a thousand fears

So long, maybe

If a hope become storms

But, it will be

So very long

If everything u meet

Never touch into your life


Patient will be a moon in your darkness

20081230/SMG

Layaknya Puisi



ada waktunya senja terlelap

dan bergulir malam di keheningan sinar purnama

ada waktunya jemari kata terdiam kaku

dan tertinggal siulan-siulan di keramaian pijar bintang

ada waktunya langit mengerling

dan terlahir cucuran air kata-kata

membasahi di kekeringan sumur-sumur abjad

akhirnya semua berujung waktu

layaknya puisi

merekah di kedalaman semesta

menerangi setiap pantulan jiwa



20081231/SMG

Sajak pujanggapelangimalam




Takjub

Meredup

Dalam letup


Di sinilah kata berpijar

Dan berhamburan

Mengurai sajak-sajak

Dalam hujan di gemerlap malam

Membentuk larik-larik pelangi malam


Terkejut

Merajut

Dalam kerucut



20081231/SMG

Kepada Kata, Sang Guru

Seperti embun merindukan fajar. Begitu pula, saya merindukan tetesan kristal mata Anda. Wahai Kata...

Ajarilah saya,

bagaimana cara mata Anda memandang, memikir.

Ajarilah saya,

bagaimana hati Anda merasa, mendengar.

Ajarilah saya,

bagaimana tangan Anda menyentuh, mengukir.

Ajarilah saya,

bagaimana jiwa Anda memohon, menyamar.

Hingga akhirnya,

Anda menunjukkan jalan yang harus saya tempuh.

Saya ingin selalu dengan Anda menyatu,

walau hanya dalam rupa waktu.


Salam hangat saya

dalam hening lautan malam,

2009/01/06/SMG




pujanggapelangimalam