PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

1.31.2016

SEPTIME KENANGAN



gosok gigilah sebelum kamu rebah di ranjang
sebentar aku memacak wajahku jadi bulan terang
memakai pelembab kulit supaya pori tak berkarang
sudah sudahilah kerjamu yang sama dan tanpa jeda
aku telah siapkan kosmetik doa untuk kita yang buta
setelah suntuk memasang dengung lagu-lagu cinta
mempercayai pertemuan sederhana tanpa salam perpisahan

gosok gigilah sebelum kamu rebah di ranjang
biar napasmu wangi melumuri pandanganku seorang
kita sama-sama rindu membikin telur setengah matang
tetapi hanya di sinilah kita dirikan jiwa tahan goncang
bertahun lamanya kita meniadakan masa depan penuh ancaman
bertahun kita lupa cara mengatakan sesunguhnya hingga kemudian
bersama sunyi, tuhan mencipta kenangan untuk dirayakan


2016
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/413205334535648620/

1.28.2016

SEKTET KEGELISAHAN


jika kegelisahan itu padanan tanda cinta, kata layla
maka tak ada yang mampu mencuri batas-batas
semacam napas yang dialirkan majnun menuju bebalnya
perasaan; semisteri kematian yang ditaklukkan iman
romeo dan julia. lalu tanda cintakah yang sekali lagi
menunjukkan bahwa sesuatu kerap kali dihakimi manusia?

musim mekar dan gugur sementara, kita tak habis-habisnya
menerjemahkan hasrat beserta seluruh tema besar
di dalamnya; pukulan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini
dijatuhkan angin dari tingkap pohonan di waktu pagi:
basah di dada, iba di muka. siklus napas berkaki secepat
gelisah menunggu abu musim-musim reda selagi tiba


2016












1.26.2016

SEPERTI BERKULIT SALJU


kehilangan. silsilah kata gelap dalam kamus.
hari-hari yang lapar di pikiran yang bunting
manusia berjalan sendiri-sendiri, nasib genap;
maukah kamu seperti angin di atas pohonan
jatuh bersamaku?

seperti tanda: bergerak tanpa jeda, bahasa
terlahir dari hasrat, perasaan untuk memeluk
ketidakpastian yang pasti. hasrat diciptakan
dengan sangat dingin dari perpanjangan tangan
rekaman perpisahan. seperti tanda: bergerak
tanpa jeda, ingatan-ingatan itu terlalu deras
melampauimu

bicaralah saja dengan pohonan, sebab angin
tak kuasa mengucapkan reranting yang ia
patahkan. bila hidup soal mengejar,
yang lalu akan mudah terbakar. bicaralah saja
dengan pohonan, sampai kita lupa bagaimana
menyisihkan dendam atas kesempurnaan
yang dirampas

barangkali kita terlalu bahagia, memasang
tenda-tenda sebagai mukim para penjajah
menukar emas dengan kulit rusa. kita terlalu
bahagia mendirikan pohonan yang terbuat
dari akar pagi; sebelum semuanya jatuh
dan di langit hanya ada api

masa seperti berkulit salju, darah yang disesap
napas yang dihisap, seluruh indera mengingatmu
telah cacat; pandangan yang gelap. ia yang terus
memata-matai tidur nyenyak, mimpi buruk
para makhluk. peristiwa sebeku rindu, semisteri
kematian. tanda tidak akan pernah istirah

sebab aku memang belum mengucapkan sesuatu
kepadamu duka raya sebuah masa:
kita yang bersepakat untuk jatuh dari tujuh tingkap,
membayangkan surga di himpit rusuk-rusuk kehilangan



2016

1.24.2016

PROSES KREATIF MENUNTUN STRES SEBAGAI EUSTRES*


Judul : Writing for therapy
Penulis : Naning Pranoto
Cetakan :  I, 2015
Penerbit : Buku Obor
Jumlah Halaman : xv + 187
ISBN : 978-979-461-949-0


Stres adalah istilah yang biasa muncul di benak tiap-tiap orang yang sedang menghadapi gesekan antara kenyataan dan angan-angan. dr. Handrawan Nadesul dalam prolog buku ini memaparkan bahwa stresor pada manusia milik segala umur, selalu menghadang setiap saat, dan meruntuhkan kalau jiwa kita ridak tahan banting. Stresor merupakan objek yang menjadikan manusia mengalami keadaan stres. Istilah stres yang dikaitkan dengan terapi menulis tidak bisa dipisahkan dalam dunia psikologi, meski banyak penelitian-penelitian non-psikologi bermunculan dari berbagai sumber.

Buku ini sebenarnya tidak fokus pada teori-teori cara penanganan stres, tetapi langsung pada bentuk praktik menulis yang diharapkan bisa membantu untuk menyehatkan jiwa. Naning menyediakan 11 lembar praktik terapi menulis. Tentu yang dimaksud di sini adalah menulis dengan alat tulis, bukan menggunakan komputer, laptop atau gadget lainnya.

Terapi menulis sudah lama digunakan sejak era psikoanalisis muncul. Seorang psikolog dari Amerika membuktikan dalam penelitiannya pada abad milenium bahwa menuliskan perasaan-perasaan dapat membawa pengaruh positif terhadap sistem kekebalan tubuh. Menulis perasaan-perasaan negatif, misalnya akan dapat meredam emosi dan menyembuhkan ketidakseimbangan emosi yang ada pada diri seseorang. Bahkan bisa meredam gejala-gejala penyakit kronis, misalnya serangan asma. Sebuah jurnal penelitian di Indonesia pada tahun 2012 menyatakan bahwa dengan menulis ekspresif, seseorang akan dapat meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang lain dalam bentuk tulisan. Selain itu meningkatkan kreativitas, ekspresi diri, dan harga diri, memperkuat komunikasi dan interpersonal, mengekspresikan emosi yang berlebihan (katarsis), menurunkan ketegangan, dan meningkatkan kemampuan individu dalam beradaptasi dan menghadapi masalah.

Menulis secara kontekstual dapat diartikan sebagai bentuk yang khusus dari komunikasi (baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain), menulis juga mengembangkan pikiran dan menimbulkan kesadaran akan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui. Fokus terapi menulis adalah pada proses menulisnya bukan pada hasil tulisannya. Menulis ekspresif seperti yang ditawarkan Naning dalam buku ini membutuhkan privasi, bebas dari kritikan, bebas dari aturan tata bahasa dan sitaksis. Artinya, dalam hal ini tidak perlu mempelajari teori yang berjibun sebelum menulis. Demikian, maka penting untuk menyadari perihal menulis yang dimaksud dalam buku Naning. Terlepas dalam buku tersebut ditampilkan berbagai kilasan para penyair besar (dari Seneca, Kahlil Gibran sampai Maya Angelou), yang mana sebenarnya tidak lain sebagai pembungkus untuk sampai pada inti: menulis adalah terapi. Semata-mata terapi.

Naning menyajikan tahapan-tahapan terapi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca --terutama mereka yang ingin menjajagi proses ini--, bahasa-bahasa yang kental dengan motivasi menjadi ciri bahwa apa yang hendak digarap tidak jauh-jauh dalam rangka kesehatan dengan k besar. Kandungan lain dalam buku ini sebenarnya masih terasa campur aduk, tumpukan kata-kata mutiara dengan desain layout yang dapat dikatakan cukupan bisa menjadi keterbatasan. Oleh karena itu, barangkali penting disarankan bahwa pembaca perlu tutor atau paling tidak partner ketika mulai memetik faedah dari buku ini.

Di bagian akhir, Naning menawarkan catatan harian yang penuh manfaat sebagi langkah bersambung dari 11 praktik terapi menulis. Tentu tawaran ini menjadikan bahwa praktik terapi masih berlanjut. Buku ini baru pertama kali ada di Indonesia dan ditulis oleh seorang praktisi terapi sekaligus penulis karya sastra. Ada baiknya untuk tidak melewatkan buku ini begitu saja, mengingat pentingnya mengelola stres dengan menulis akan mengubah hal negatif menjadi positif yang biasa disebut eustres. Dengan catatan sembari menikmati aliran proses kreatif menulis tanpa berekspektasi untuk melahirkan karya serius.



Semarang, 2016

*Resensi ditulis oleh Ganjar Sudibyo 






1.23.2016

VARIASI PAGI

: menonton stars and rabbit

dalam bilangan ingatan saya, kamu ajak saya
bercanda: tapi saya tak bisa begitu. matahari menanak
awan-awan sepagi ini. pikiran saya agaknya rusak
seperti kabel-kabel speaker di pojok kamar.

waktu memang penuntun yang baik, menghadap
ke selatan di atas genteng-genteng rumah
angin bergerak seperti loncat kelinci; saya cemas
tapi dengan cemas saya ngerti, yang hilang
tetap bersandar di tempatnya. saya sadar

kamu barangkali masih ingat, meja bertiga, teras,
roti bakar dan kahlua. malam dan tanpa cukup bintang
telah mengungsi, menyusupi pagi yang sedikit buruk
seperti berita-berita yang terbaring di koran ibukota;

sore itu mendung dan hitungan lain: menonton dua orang
bercerita di halaman sebelum nyala cengkok lagu
dengan arakan binatang yang suaranya mirip gangsing.
alih-alih seseorang di samping mencoba mencubit saya:
apakah cuaca macam ini
masih bisa membikin kamu bersedih di pagi hari?

dalam bilangan ingatan saya, cara candamu yang begini
seperti kenangan yang susah ditertawakan


2016

1.22.2016

MENCARI KIVIUNG


semakin mengayuh semakin deras ia:
di dalam rumahmu di tengah jalan gerimis
di pinggir jalan hujan di pantai-pantai selatan
di pulau-pulau kosong di belantara
di badai-badai di cahaya-cahaya di remang-redup,
di kutub-kutub

sekencang-kencangnya ia
di waktu yang tak pernah sekalipun berbalik arah
ia tancapkan kesedihan dari licin kulit anjing laut
berenang-merangkak-lari-mencapai

hingga pada akhirnya ia kenakan harpun
menyeret masa lalu sebesar ikan paus

mencari kiviung masa kini
bumi jadi lambat berputar, sebab
manusia hanya bisa menangkap ikan teri


2016

1.21.2016

AURORA BOREALIS



adalah cahaya kecil yang terjebak
pada suatu kisah: yang terlahir dari masa lalu
yang saling kejar dan yang meniup nada
serendah-rendahnya; sebab yang menyala
hanyalah potongan-potongan permainan

adalah cahaya kecil yang menyesap
pada tubuh kanak-kanak: lipurlah, lipurlah
sepanjang langit menghisap kecemasan
yang bertubi dikembalikan manusia;
setelah mereka menyembunyikannya
dari duka semesta

yang terbentuk dari masa lalu
yang mengibaskan sunyinya
dari tengkorak kepala anjing laut:
dari napas musim tua

cahaya kecil mencipta gugusan
warna-warna yang gaib dan dewasa; lalu barangkali
penggal usia hanyalah mainan milik juru selamat


2016


*Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/452682200025997676/

1.18.2016

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA, KITA MENULIS CAHAYA"



Atas permintaan beberapa pembaca yang mana di antara mereka adalah pembaca baru, saya bermaksud mencetak ulang buku yang memuat sepilihan sajak saya: "Pada Suatu Mata, Kita Menulis Cahaya" (Epilog: Joko Pinurbo). Penerbit Garudhawaca adalah penerbit indie yang mencetak ulang buku saya ini pada akhir Bulan Desember 2015. Sebelumnya buku saya diterbitkan oleh penerbit indie penulismuda pada Bulan April 2013. Perbedaannya selain pernerbit dan tahun terbit adalah kemasannya yang lebih elegan. Jika Anda tertarik untuk membaca sekaligus memesan silakan kunjungi website berikut:

http://penerbitgarudhawaca.com/produk/pada-suatu-mata-kita-melukis-cahaya/




Atau bilamana Anda menginginkan tanda tangan plus salam dari saya, bisa pesan langsung ke saya dengan menghubungi 085740969199 (tentunya yang ini stok terbatas). Terima kasih. Salam kangen dan jabat erat dari saya :)



Semarang, 2016



BUNGA PAGI


setiap pikiran yang bangun pertama kali
pada januari yang setengah merah
seolah menggaruk-garuk sumsum
tulangnya; nyala alarm di handphone lama
seolah mengirim pesan masa lalu sampai ia
bangun seutuhnya.

dari tingkap dahan di luar jendela,
burung-burung kepala kanji menarik cahaya
untuk keluar menghadang angin yang berulang
kali menjatuhkan sarang; pada januari
yang setengah merah, langit menjahit awan-awan
supaya siang agak kelabu, supaya burung-burung
jadi tampak jelas mengajarkan bagaimana mencari
makan kepada makhluk lainnya.

setiap pikiran yang bangun pertama kali
seperti tatapan jatuh pada tingkap dahan di luar jendela
dan mendung yang sedini ini, menawarkan kepada
manusia:
--bagaimana memiliki sayap, kicau merdu
dalam riwayatnya
--bagaimana airmata almanak kembali mekar
seperti pendar
warna bunga-bunga


2016

1.13.2016

SELEPAS CAHAYA JATUH



bila kenangan kekal, 2000 tahun matahari bangkit menghantui
seraya menjelma ketakutan-ketakutan lama,
lantas cinta kita bisa apa?

bila kenangan kekal, waktu bukanlah hal mudah untuk dihadapi
atau dibelakangi sekali lagi. tapi cinta kita bisa apa?

selepas cahaya jatuh, langit memaksa ruangan menghirup api
membakar berkas-berkas pada dinding dengan catatan
riwayatmu yang belum pernah kubaca; 
jendela terbuka memperlihatkan dosa dan doa bergantian
dengan wujud yang berulang-ulang. menjemukan sungguh!

selepas cahaya jatuh, marmer yang kala kauinjak menceritakan
kesedihan sebagai kelekatan, kebahagiaan sebagai ujian
yang belum rampung; dan kini sebuah ruang menampung
kejatuhan benda-benda sejarah dari mataku yang mulai rabun
hingga sisa ratapan pada tilas mimpi-mimpi kita  
yang mencuri sepersekian masa depan
beserta kesendirian lamat-lamat mengancam
kemanusiaanku

selepas cahaya jatuh, kenangan barangkali kekal
manusia tetap bebal dan cinta kita tak bisa apa-apa  
tak bisa gerak selain maju menghakimi Rindu











 

 2016 

 *Lukisan karya Rembrandt berjudul "A Man in Room"
  

1.12.2016

NOTIFIKASI KINI: DIBUNTING SUNYI





ke mana kita mesti mencari matahari
setelah ufuknya benar-benar bangkit dari barat,
cahaya berjatuhan setelah kalap menghadap
jutaan manusia mencipta cahaya kedua
dengan terang separuh masa silam
di kemudian, segala perasaan yang hunjam
beriringan menelaah: pendarnya yang palsu

di antara kerumun manusia yang mencoba
menghidupkan masing-masing benderang
pada sumbu jejaring, kita barangkali sadar
jiwa bersitumbuh: yang remang dan yang gamang
--lepas di antaranya, seorang manusia
sedang bergoyang, memabukkan sunyi picisan
dengan lagu-lagu sungsang, memberi napas kecil
pada nyala yang menancap di mata para manusia;
sebuah lorong disisakannya, kecamuk yang jelma
merah menempiaskan kemerdekaan atas nama
bangsa yang tidur

maka, ia tak ingin sekalipun menelan ludah sendiri
atau memelantingkan sunyinya sendiri dengan
bunyi-bunyi klise; mulutnya terbuka

menghasut sukma menghasut
luka ia lelehkan, duka yang lumer
di kantung matanya
mengugurkan prasangka kecut dibunting sunyi
mengoyak matahari kemanusiaan buatan
mengirim bajingan kecil
memecahkan pengunguman atas nama
:
harapan yang terlanjur politik



2016



1.05.2016

APA YANG MEREKA KEHENDAKI*





Vallejo menulis tentang
kesepian ketika kelaparan sedang menuju
kematian;
Telinga van Gogh dicampakkan oleh seorang
pelacur;
Rimbaud tunggang langgang ke Afrika
untuk mencari emas dan menemukan
sebuah kasus sifilis yang tak dapat disembuhkan;
Beethoven mati tuli;
Pound diseret melalui jalan-jalan
dalam sebuah kurungan;
Chatterton menenggak racun tikus;
Otak Hemingway dijatuhkan ke dalam
jus jeruk;
Pascal memotong pergelangan tangannya
di bathub;
Artaud mengunci semua pintu dengan gila;
Dostoevsky berdiri tegak melawan tembok;
Derek melompat ke putaran baling-baling perahu;
Lorca ditembak di jalan oleh pasukan
Spanyol;
Berryman melompat dari sebuah jembatan;
Burroughs menembak istrinya;
Mailer menikamnya.
--adalah apa yang mereka kehendaki:
sebuah pertunjukkan keparat
sebuah billboard menyala
di tengah-tengah neraka.
demikian yang mereka kehendaki,
bahwa sejumlah
ketololan
tak jelas
tak berbahaya
menyurupkan
pemuja
segala pesta.



*Diterjemahkan oleh Ganjar Sudibyo dari "Love is A Dog from Hell" karya Charles Bukowski.




SOLVE ET COAGULA


mendapati-mu di hari yang lengan-lengannya
hendak baring pada pasir; pesisir pantai itu
tepat dalam kalender tahun setelah perkabungan

mendapati-mu pada gerakan selanjutnya,
lalu aku menjadi sahaya yang tak dikenal
banyak manusia; cahaya penampak-mu
dimasuki lorong-lorong gulita panjang
tanpa perjalanan bulan

sahaya perlahan menjauhi-mu

perumpamaan zaitun dan anggur
yang diciptakan kaki-mu mengantar
sahaya pada pertanda dalam suatu amsal:
- hormati masa lalumu
- sayangi masa kinimu
- rawat masa depanmu

lorong-lorong mengubah cahaya
menjadi kaki dian. batang-batang zaitun
dan anggur menyatu menjadi tongkat
sebelum lorong paling kelam membakarnya.
sahaya mengencangkan ikat pinggang
meski tetap buta, sebab hanya arah angin
yang bisa dipercaya

pada keriuhan sekian, sekian lama
dimabuki kegelapan dan nyala rindu membuat
gulungan ombak terjauh seperti menghamparkan
sahaya, merasakan tubuh berbentuk
bulir-bulir pasir pantai yang terkecil
di antara mereka; sunyi surga

aku perlahan mendekati-mu


2016